Sebaliknya, petualangan penuh aksi ini semakin populer di seluruh Timur Jauh. Selama sebelas tahun, dari tahun 1984 hingga 1995, Toriyama tidak hanya menggambar serial mingguannya, ia juga menyusun semua karakter dan alur cerita. Itu suatu prestasi kreativitas yang luar biasa.
Selain Dr. Slump (1980-1984) dan Dragon Ball (1984-1995), seri manga lain yang dia tulis adalah manga Cowa! (1997), Kajika (1999), Sandland (2000), dan Neko Majin (2001). Toriyama juga menjadi konsultan serial televisi anime Jepang, termasuk Dr. Slump, Dragon Ball, Dragon Ball Z, dan Dragon Ball GT, serta pencipta karakter untuk gim video, termasuk Dragon Warrior, Chrono Trigger, dan Tobal No.1
Alasan Toriyama tak Lagi Menggambar Manga
Sebagian besar dunia mengenal Akira Toriyama sebagai orang yang menciptakan serial anime dan manga favorit penggemar. Namun, pria yang yang lahir pada tahun 1955 ini tidak lagi menggambar manga, dan dia telah mengungkapkan alasannya.
Dilansir Anime Senpai, serial manga pendek berusia 23 tahun karya Akira Toriyama, Sand Land diadaptasi menjadi sebuah film. Untuk mempromosikan film tersebut, wawancara singkat dengan penulis dipublikasikan di situs resmi Sand Land.
Di wawancara itu, Toriyama mengungkapkan bahwa ketika dia sedang mengerjakan manga Sand Land, dia kehilangan tempat pena kayu favoritnya yang dia gunakan untuk menggambar. Toriyama membeli tempat pena baru dan mencoba menyesuaikannya agar terlihat seperti tempat pena favoritnya, namun, ternyata tidak pernah sama. Sejak saat itu, Toriyama menjadikan alasan itu sebagai alasan untuk tidak menggambar.
Berikut terjemahan komentar Akira Toriyama.
“‘SAND LAND’ diselesaikan dengan memindai naskah kertas bertinta ke komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk menerapkan warna solid dan tone saya sendiri. Saya mungkin hampir tidak bisa tidur sama sekali… Setelah menyelesaikan semua episode, saya kehilangan tempat pena kayu kesayangan saya yang telah saya gunakan sejak sebelum debut saya. Itu adalah tempat pena yang sudah lama tidak asing lagi di tanganku, diukir dan dipakai dengan pisau dan amplas. Itu adalah tempat pena yang sudah familiar di tangan ku sejak lama. Saya membeli tempat pena baru dan mencoba mengasahnya ke sana kemari, namun rasanya tidak pas. Sejak itu, Saya menggunakannya sebagai alasan untuk jarang menggambar manga apa pun (tertawa)”