Untuk itu, Nurhayati menyarankan agar pihak donatur memilih makanan berbuka puasa yang sudah terindustrialisasi lengkap dengan izin usaha dan sertifikat pendukung produk lainnya. Hal itu akan memudahkan donatur menjamin kualitas makanan yang diberikan.
"Pangan pabrik yang bermutu tinggi juga cukup banyak," kata Nurhayati yang juga koordinator Kelompok Riset-Pengabdian Masyarakat "Pangan ASUH (Aman Sehat Utuh Halal)" itu .
Nurhayati juga menyerukan agar pihak penerima takjil gratis tetap teliti. Ketika mendapatkan pembagian takjil, periksa dulu kondisi makanannya, misalnya baunya, teksturnya, aromanya, maupun sanitasi-higenitas para pramusaji.
"Saya mengimbau masyarakat tetap waspada saat menerima makanan takjil agar terhindar dari keracunan di Kecamatan Mayang," ucap dosen Teknologi Hasil Pertanian FTP Unej itu.
Lebih dari 100 orang warga di Kecamatan Mayang dan sekitarnya mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan takjil yang dibagikan di tepi jalan nasional di Desa/Kecamatan Mayang pada Ahad (31/3/2024) malam. Mereka mendapatkan perawatan medis di puskesmas dan klinik akibat keracunan makanan.
Sebelumnya, 23 orang dari RW 16 dan RW 20 Desa Manggungharja, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung diduga mengalami keracunan akibat mengonsumsi takjil. Mereka berdatangan ke puskesmas Ciparay mengeluhkan sakit panas, diare, mual, dan pusing pada Sabtu (23/3/2024).