Kedua, persiapkan bekal terbaik. Di samping bekal mainan dan makanan, juga bekal jiwa yang harus lebih sabar.
"Karena mungkin kalau itikaf kita perlu mengantre dengan jamaah yang lain untuk kamar mandinya dan sebagainya, sehingga perlu kesabaran, kelapangan hati. Kemudian bekal makanan kalau bisa betul-betul tercukupi, sehingga tidak keluar masuk masjid karena lebih afdal memang full ya," ujarnya.
Latifah juga memastikan tingkah buah hatinya tidak mengganggu jamaah lain. Dia menyebut anak perlu dikondisikan sebelum ikut itikaf di masjid.
"Jadi perlu ada pembicaraan terlebih dahulu dengan anak-anak bahwa nanti selama itikaf ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, misalnya lari-larian yang mengganggu orang lain, teriak-teriak, main terlalu jauh tanpa izin orang tua dan sebagainya," katanya.
Di sisi lain, Latifah bersyukur tahun ini berkesempatan untuk itikaf karena beberapa tahun sebelumnya dia berada di Jerman.
"Untuk melakukan itikaf sangat sulit ya di luar negeri apalagi dengan masjid yang sangat langka, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan itikaf di luar negeri yang di negeri minoritas. Alhamdulillah ini sudah kembali lagi di Indonesia, sehingga bisa merasakan kembali itikaf bersama keluarga," katanya.