Jumat 10 May 2024 07:38 WIB

Lima Film Terbaik Bruce Lee Berdasarkan Peringkatnya

Bruce Lee meninggal secara tragis dalam usia muda saat berusia 32 tahun.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Bruce Lee dan jumper kuningnya. Berikut lima film terbaik Bruce Lee.
Foto:

3. The Big Boss (1971)

Siapa pun yang ingin melihat Bruce Lee tampil dalam sesuatu yang memadukan alur cerita kriminal atau gangster dengan banyak aksi seni bela diri, maka harus menjadikan The Big Boss sebagai prioritas untuk ditonton. Ini adalah film seni bela diri besar pertamanya, dan secara mengejutkan bertahan dengan baik, semua hal dipertimbangkan, dan bahkan bisa dibilang diremehkan saat ini, tidak dibicarakan sesering film seni bela diri ikonik lainnya.

Secara naratif, The Big Boss melihat Lee berperan sebagai seorang pemuda yang bersumpah untuk terlibat perkelahian sebagai cara untuk menyelesaikan konflik. Itu dilakukan hanya untuk mendapati hal yang menantang, ketika dia (dan orang-orang yang dia kenal) dianiaya oleh berbagai penjahat.

Ketegangan dibangun dengan baik, berkat premis ini, dan begitu karakter Bruce Lee dilepaskan dan benar-benar kehabisan darah, The Big Boss meledak, mengejutkan, dan membuat kagum, semuanya dalam ukuran yang sama. Kecepatannya mungkin tidak selalu terasa paling cepat, sebagai hasil dari cerita yang disampaikan, tapi pada akhirnya semuanya sepadan.

4. Fist of Fury (1972)

Fist of Fury menandai titik di mana segalanya mulai menjadi sangat baik, ketika melihat film-film yang dibintangi Bruce Lee (dan menjadi yang terbaik) selama tahun 1970-an. Game of Death mungkin layak untuk ditonton bagi para penggemar aktor tersebut (setidaknya babak terakhir, yang berisi hal-hal tentang Bruce Lee setelahnya), tetapi empat film besar lainnya dapat direkomendasikan dengan sepenuh hati.

Plot film ini memberi Lee alasan untuk berperan sebagai tentara tunggal, di sini ia menjadi seorang siswa seni bela diri yang ingin membalas dendam atas pembunuhan mentornya, dan mendapati dirinya melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh penjajah Jepang di Tiongkok (film ini berlatar belakang pada awal abad ke-20).

Setiap kali pertarungan berlangsung, Fist of Fury adalah sebuah ledakan, dan ceritanya (meskipun sederhana) sebagian besar berhasil, dan ini juga merupakan film yang mengomentari kolonialisme, rasisme, dan prasangka. Sebagian besar pertarungan diperlihatkan sangat bagus, dan juga patut diperhatikan karena menampilkan Jackie Chan yang masih sangat muda.

 

Game of....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement