“Kami melihat sesuatu yang universal. Meskipun kisah ini pernah terjadi di Sulawesi, hal serupa juga bisa terjadi di tempat lain,” ujar Anwar.
Saat ditanya lebih jauh, Anwar menampilkan ekspresi jari telunjuk di depan bibir, sembari mengucap sstt. Menurutnya, ini akan jadi penanda budaya bagi siapapun yang ingin mengetahui Eva lebih mendalam.
Ekspresi ini menandakan agar kita tidak perlu terlalu ribut atau gaduh di alam, tetapi menyerap semua yang ada di sekitar, termasuk menghormati tradisi dan kearifan lokal.
“Kami ingin kedepankan etik kultural. Hal-hal yang dianggap tabu sejatinya penting untuk menjaga ekosistem. Tujuannya agar kita tidak bertindak seenaknya. Contohnya orang haid dilarang mendaki. Ini penting sebab bau darah bisa mengundang binatang buas. Demikian pula kita tidak boleh kencing sembarangan. Selalu ada pesan penting dibalik semua larangan itu,” lanjut pria yang menjadi founder dari Titah Synergi.
Di tempat terpisah, pemeran utama Bulan Sutena mengaku tertarik memerankan Eva karena cerita film yang unik dan relevan dengan pengalamannya.
"Film ini sangat menarik karena mengangkat tema pendakian dan alam, sesuatu yang sangat saya sukai. Saya juga merasa terhubung dengan karakter Eva," ujarnya.
Proses syuting
Proses syuting yang dilakukan di Gunung Kidul memberikan pengalaman unik bagi Bulan, termasuk berbagai pengalaman mistik yang ia alami sendiri.