Kamis 13 Feb 2025 16:41 WIB

Dua Film Karya Sineas Perempuan Indonesia Diputar di Festival Global IFFR 2025

Dua film ini tayang di International Film Festival Rotterdam (IFFR).

Red: Qommarria Rostanti
Pemain dan sutradara film Perang Kota. Dua film produksi Starvision yang disutradarai sineas perempuan yakni Perang Kota dan Sehidup Semati tayang di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.
Foto: Dok. Starvision
Pemain dan sutradara film Perang Kota. Dua film produksi Starvision yang disutradarai sineas perempuan yakni Perang Kota dan Sehidup Semati tayang di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dua film produksi Starvision yang disutradarai sineas perempuan yakni Perang Kota dan Sehidup Semati tayang di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Perang Kota (The City is A Battlefield) yang disutradarai oleh Mouly Surya akan melakukan penayangan perdana (world premiere) di IFFR 2025 melalui program Limelight.

Program ini menampilkan film-film world premiere yang menyoroti pencapaian sinematik dan selalu dinantikan oleh penonton serta peraih penghargaan internasional. Perang Kota akan diputar pada 31 Januari dan 2 Februari, sekaligus menjadi film penutup IFFR 2025. Di Indonesia, film Perang Kota akan tayang di bioskop mulai 30 April 2025.

Baca Juga

Sementara itu, film Sehidup Semati (Till Death Do Us Part) akan tayang di program Harbour, sebuah program IFFR yang mengusung identitas kota pelabuhan Rotterdam. Program ini menampilkan keragaman sinema kontemporer yang menjadi unggulan festival. Sehidup Semati akan diputar pada 7–8 Februari 2025.

Produser kedua film tersebut, Chand Parwez Servia, mengatakan, Starvision merasa terhormat dan bangga bisa membawa dua film yang diproduksinya untuk ditonton oleh audiens internasional di IFFR 2025, salah satu festival film di dunia yang sudah memiliki perjalanan panjang dan diakui oleh banyak insan film dunia. "Perang Kota dan Sehidup Semati menawarkan perspektif yang akan menarik bagi penonton film global. Sehidup Semati membawa isu kekerasan domestik dengan kemasan thriller, sementara Perang Kota adalah adaptasi dari karya sastrawan Indonesia, Mochtar Lubis," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Kamis (13/2/2025).

Perang Kota berlatar belakang perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Film ini menceritakan kisah Isa, seorang pahlawan perang dan guru sekolah, yang menghadapi masalah dalam kehidupan perkawinannya. Ia dipercayakan sebuah misi untuk menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Di sisinya, ada Hazil, seorang pemuda tampan dan bersemangat tinggi, yang diam-diam berusaha memenangkan hati Fatimah, istri Isa. Film ini merupakan adaptasi dari novel karya Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung dan dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, serta Jerome Kurnia.

Mouly Surya, sutradara Perang Kota merasa bersyukur film Perang Kota dapat diputar perdana di IFFR 2025, yang merupakan edisi ke-54 festival ini. "Senang bisa kembali ke Rotterdam setelah dua film saya sebelumnya juga diputar di festival ini. IFFR 2025 adalah pembuka dari perjalanan panjang film yang menjadi ko-produksi Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja," kata dia.

Sementara itu, Sehidup Semati mengisahkan Renata, seorang wanita yang sejak kecil diajarkan bahwa kodrat seorang istri adalah mengabdi dan menjaga keutuhan rumah tangga. Masalah muncul ketika Edwin, suaminya yang abusif, berselingkuh. Renata, yang mendapat teror dari kehadiran perempuan lain, bertekad menyelamatkan rumah tangganya. Film ini dibintangi oleh Laura Basuki, Ario Bayu, Asmara Abigail, Chantiq Schagerl, Maya Hasan, Lukman Sardi, Whani Darmawan, Aqeela Dhiya, Ivanka Suwandi, Elly D Lutan, Verdi Solaiman, Patty Angelica Sandya, dan lainnya.

Sutradara Sehidup Semati, Upi, mengatakan, setelah tayang di Indonesia, film Sehidup Semati memiliki perjalanan yang lebih panjang dan berkesempatan untuk ditonton oleh penonton internasional di IFFR 2025. "Semoga ini juga menjadi kesempatan bagi perfilman dunia untuk lebih mengenali perkembangan ragam sinema Indonesia," ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement