Jumat 14 Feb 2025 09:18 WIB

Ulasan Film Bridget Jones: Mad About the Boy: Komedi Paruh Baya yang Menyentuh

Bridget Jones: Mad About the Boy mengisahkan kehidupan setelah ditinggal Mark Darcy.

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film Bridget Jones: Mad About the Boy.
Foto: Jay Maidment/Universal Pictures via AP
Salah satu adegan di film Bridget Jones: Mad About the Boy.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Bridget Jones, diperankan Rene Zellweger, kembali ke layar lebar 24 tahun setelah debut pertamanya Bridget Jones’s Diary (2001). Kali ini Jones menjalani hidup yang berbeda setelah ditinggal suaminya Mark Darcy (Colin Firth) yang meninggal dalam misi kemanusiaan di Sudan.

Dalam Bridget Jones: Mad About the Boy, Jones larut dalam kehidupan sebagai orang tua tunggal untuk dua anaknya Billy dan Mabel yang masih kecil. Tanpa Darcy, Jones keteteran menjalani perannya sebagai orang tua. Rumahnya berantakan, termasuk dirinya yang diceritakan seperti kurang terawat.

Baca Juga

Hidup namun harus terus berjalan, meski Jones bosan juga letih diberi tahu semua orang kalau ia perlu kembali bekerja. Termasuk dianjurkan untuk segera mencari lagi tambatan hati, meski hanya untuk bersenang-senang.

Bridget Jones: Mad About the Boy dirilis di bioskop internasional oleh Universal Pictures. Film ini melengkapi tiga film Bridget Jones sebelumnya—Bridget Jones’s Diary (2001), Bridget Jones: The Edge of Reason (2004), dan Bridget Jones’s Baby (2016). Ketiganya telah meraih lebih dari 800 juta dolar AS di seluruh dunia.

Dalam wawancara bersama rekan main Bridget Jones, Hugh Grant, di British Vogue, pemenang dua Oscar itu menjelaskan alasannya siap untuk kembali ke waralaba ini. “Saya mencintainya (karakter Jones). Dan ceritanya belum selesai. Selama Helen menulis, dia masih hidup,” kata Zellweger, mengacu pada Helen Fielding, penulis novel Bridget Jones.

Ketika Grant meminta penjelasan lebih lanjut tentang daya tarik yang tampaknya tak ada habisnya dari Bridget Jones, Zellweger mengatakan dia merasa orang-orang bisa mengenali perjuangannya dan perasaan keraguan diri. “Bridget secara otentik menjadi dirinya sendiri dan tidak selalu benar, tapi apapun ketidaksempurnaannya, dia tetap ceria dan optimis, terus maju, dan meraih kemenangan dengan caranya sendiri,” ujarnya.

Menurut Zellweger, Jones membuat keunikannya dan kekurangannya menjadi menawan, dapat dicintai, dan diterima. "Pada gilirannya, dia juga membuat kita merasa dicintai dan diterima,” kata dia.

Penonton sudah melihat Jones mencari cinta, struggle dalam pekerja, hingga akhirnya menjanda. Dan, selama itu Jones tidak berubah. Dia tetap kikuk, kadang kebingungan menentukan jalan hidupnya, dan berada dalam situasi-situasi yang memalukan.

Tapi Jones, selalu bisa memperlihatkan kalau dia adalah perempuan perkasa yang selalu bisa berdiri tegak usai apapun itu situasinya. Termasuk sekarang, ketika usianya sudah paruh baya yaitu 55 tahun.

Komedi romantis Bridget Jones: Mad About the Boy adalah tontonan yang menghibur sekaligus menyentuh. Film ini memberi pesan pada usia paruh baya sekalipun, perempuan tetap harus mengupayakan kebahagiaan dan kemandiriannya.

Bridget Jones pertama kali muncul di rak buku lewat tulisan Helen Fielding. Sejumlah sosok familier seperti Daniel Cleaver (Hugh Grant) dan dokter kandungannya Dr Rawlings (Emma Thompson) kembali tampil. Film dibintangi pula Leo Woodall, Chiwetel Ejiofor, dan Isla Fisher.

Bridget Jones: Mad About the Boy disutradarai Michael Morris (To Leslie, Better Call Saul), dari skenario yang ditulis Helen Fielding, berdasarkan novelnya. Film diproduksi untuk Working Title oleh Tim Bevan dan Eric Fellner, juga diproduksi oleh Jo Wallett.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement