AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Ratusan ribu siswa dinyatakan tidak lolos dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024. Dari total 776.515 pendaftar hanya 173.028 siswa yang berhasil lolos. Kegagalan ini tentu berpotensi membuat siswa merasa sedih, kecewa, dan bahkan kehilangan motivasi.
Psikolog pendidikan anak dan remaja, Bernadette Cindy, mengatakan perasaan sedih, terpuruk, putus asa, dan marah, merupakan emosi yang wajar dirasakan oleh mereka yang mengalami kegagalan. Meski begitu, menurut Cindy, emosi tersebut perlu dikelola dengan bijak agar tidak berlarut.
"Dalam hal ini orang tua berperan penting untuk membantu anak bisa menerima, melewatinya, dan move on dari kegagalan," kata Cindy saat dihubungi Republika.co.id pada Rabu (19/3/2025).
Menurut Cindy, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak move on dari kegagalan SNBP. Berikut penjelasannya:
1. Bantu anak kelola emosi
Cindy mengatakan setiap anak memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan emosinya. Ada anak yang perlu waktu untuk sendirian, ada juga anak yang membutuhkan orang lain untuk menemaninya saat menangis atau untuk bercerita.
"Orang tua perlu mengenali cara anak mengekspresikan emosinya. Jika anak memerlukan waktu sendiri, orangtua perlu memberi ruang untuk itu. Kemudian orang tua perlu mengatakan kepada anak bahwa mereka tetap menemani anak," kata dia.
Untuk anak yang dari awal perlu ditemani, Cindy menyarankan agar orang tua dapat menemani anak sambil anak mencurahkan perasaannya. "Orang tua tidak perlu berkata apapun, cukup dengan memeluk, merangkul, menepuk kepala, atau menepuk pundak anak," kata dia.
Anak juga dapat mencurahkan isi hatinya dalam buku dengan melakukan journaling perasaan dan kejadian yang membuatnya merasakan emosi tersebut. Selain itu, orang tua pun dapat mengajarkan anak untuk mengekspresikan emosi dengan cara mendengarkan lagu, menulis, doodling, menggambar, melukis, bermain musik, mencoret kertas, merobek kertas, memukul samsak atau guling, berlari, serta berolahraga.
2. Ajarkan anak untuk menerima keadaan
Cindy menyarankan orang tua untuk menjelaskan kepada anak bahwa semua orang pasti mengalami kegagalan, dan hal tersebut wajar. Berikan pemahaman kepada anak bahwa tidak semua hal yang diharapkan bisa tercapai dan Tuhan memiliki rencana lain.
"Jangan membandingkan anak dengan anak lain, ajarkan juga kepada anak untuk tidak membandingkan diri dengan teman-temannya. Jika perlu jangan melihat media sosial dahulu, sampai anak sudah bisa menerima keadaan," kata Cindy.
3. Berikan afirmasi positif
Menurut Cindy, penting bagi orang tua untuk memberikan kata-kata positif kepada anak terkait dengan usaha dan proses yang sudah dilakukan, tidak berfokus pada hasil. Contohnya, "Terima kasih ya nak kamu sudah berjuang belajar giat" atau "Kamu hebat nak sudah berjuang dan belajar dengan giat".
4. Ajarkan resiliensi kepada anak
Orang tua dapat mengajarkan bahwa kegagalan adalah pengalaman berharga dan kesempatan untuk bertumbuh. Arahkan untuk fokus pada tujuan dan langkah-langkah atau solusi yang dapat dilakukan. "Kemudian ajak anak untuk move on dan melakukan langkah-langkah tersebut untuk kembali berusaha serta berjuang," kata Cindy.