Senin 21 Apr 2025 09:49 WIB

Studi: Pelukan Ibu Bisa Bentuk Kepribadian Anak Saat Dewasa

Anak yang menerima lebih banyak kasih sayang ibu tumbuh menjadi pribadi yang terbuka.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi Ibu dan Anak. Pelukan hangat dan cerita pengantar tidur semasa kecil ternyata bisa berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang di masa dewasa.
Foto: MGROL100
Ilustrasi Ibu dan Anak. Pelukan hangat dan cerita pengantar tidur semasa kecil ternyata bisa berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang di masa dewasa.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pelukan hangat dan cerita pengantar tidur semasa kecil ternyata bisa berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang di masa dewasa. Penelitian terbaru yang membandingkan anak kembar identik mengungkap bahwa anak yang menerima lebih banyak kasih sayang dari ibu sedari dini, tumbuh menjadi pribadi yang berpikiran terbuka, teliti dan menyenangkan. 

Dipublikasikan dalam jurnal American Psychologist, studi ini membahas perdebatan lama soal "nature vs nurture", apakah kepribadian lebih dipengaruhi genetik atau lingkungan. Dengan meneliti perbedaan antara anak kembar identik yang memiliki susunan genetik yang sama tetapi mengalami tingkat kasih sayang ibu yang berbeda, para peneliti membuktikan betapa besarnya dampak pola asuh terhadap pembentukan kepribadian.

Baca Juga

"Temuan kami menunjukkan bahwa menumbuhkan lingkungan pengasuhan yang positif pada anak usia dini, dapat berdampak kecil namun signifikan dan bertahan lama pada perkembangan sifat-sifat kepribadian yang penting ini," kata penulis utama penelitian Jasmin Wertz dari University of Edinburgh, dilansir laman Study Finds, Ahad (20/4/2025).

Penelitian ini dilakukan oleh tim gabungan dari University of Edinburgh dan Duke University. Mereka mengikuti 2.232 anak kembar di Inggris sejak lahir hingga usia 18 tahun. Antara usia 5 dan 10 tahun, para peneliti mengukur seberapa hangat dan penuh kasih seorang ibu berbicara tentang masing-masing anaknya.

Ketika si kembar mencapai usia 18 tahun (masa transisi penting dari sekolah menuju dunia kerja atau pendidikan tinggi) peneliti menilai kepribadian mereka menggunakan lima dimensi utama yaitu keterbukaan, ketelitian, ekstroversi, keramahan, dan stabilitas emosional (neurotisme). Hasil studi menunjukkan anak yang menerima lebih banyak kasih sayang ibu selama masa kanak-kanak memiliki tingkat keterbukaan, ketelitian, dan keramahan yang lebih tinggi pada usia 18 tahun dibanding dengan kembarannya. Temuan ini tetap konsisten bahkan setelah memperhitungkan kemungkinan penjelasan alternatif, seperti masalah perilaku anak yang mungkin menimbulkan respons pengasuhan yang berbeda.

Keterbukaan berkaitan dengan rasa ingin tahu dan kreativitas, ketelitian dengan kedisiplinan dan tanggung jawab, sedangkan keramahan mencerminkan empati dan kemampuan bekerja sama. 

Namun demikian, para peneliti tidak menemukan perbedaan signifikan dalam hal ekstroversi dan neurotisme antara anak kembar yang menerima tingkat kasih sayang ibu yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat ini mungkin lebih ditentukan oleh faktor genetik atau dipengaruhi oleh pengalaman di luar hubungan orang tua-anak.

Meski pengaruhnya relatif kecil, dampaknya bisa signifikan bisa diterapkan secara luas. "Ada banyak cara mendukung orang tua, salah satunya dengan memberikan program pelatihan parenting yang membantu orang tua membangun hubungan lebih kuat dengan anak," kata peneliti.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement