Ahad 08 Jun 2025 12:12 WIB

PBB Ungkap Lebih dari 2.700 Balita di Gaza Alami Gizi Buruk Akut

Saat ini hanya ada empat pusat stabilisasi untuk perawatan gizi buruk akut di Gaza.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Osama al-Raqab (5 tahun), dirawat akibat mengalami malnutrisi akut di rumah sakit Nasser, Khan Younis, Gaza. Menurut PBB, lebih dari 2.700 balita di Gaza mengalami malnutrisi akut.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Osama al-Raqab (5 tahun), dirawat akibat mengalami malnutrisi akut di rumah sakit Nasser, Khan Younis, Gaza. Menurut PBB, lebih dari 2.700 balita di Gaza mengalami malnutrisi akut.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan terkait lonjakan jumlah anak di Jalur Gaza, Palestina, yang menderita gizi buruk akut. Menurut PBB, lebih dari 2.700 anak di bawah usia lima tahun (balita) di Gaza telah didiagnosis dengan malnutrisi akut.

Dari hampir 47 ribu anak di bawah usia lima tahun yang diperiksa untuk malnutrisi pada paruh kedua bulan Mei, sebanyak 5,8 persen atau 2.733 anak diketahui mengalami gizi buruk akut. “Angka ini hampir tiga kali lipat dari proporsi anak-anak yang didiagnosis dengan gizi buruk tiga tiga bulan sebelumnya,” kata PBB dalam laporannya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (7/6/2025).

Baca Juga

Jumlah anak-anak dengan malnutrisi akut parah yang memerlukan perawatan di rumah sakit juga meningkat sekitar dua kali lipat pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, menurut laporan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Menurut data dari Kelompok Gizi yang dikutip oleh OCHA, lebih dari 16.500 anak di bawah usia lima tahun telah terdeteksi dan menjalani pengobatan untuk gizi buruk akut parah, termasuk 141 anak dengan komplikasi yang memerlukan rawat inap. Upaya pemulihan nutrisi anak-anak di Gaza masih sangat menantang, karena fasilitas medis yang tersedia sangat terbatas. Saat ini hanya ada empat pusat stabilisasi untuk perawatan gizi buruk akut yang parah dengan komplikasi medis di Jalur Gaza.

"Pusat-pusat stabilisasi di Gaza Utara dan Rafah terpaksa menghentikan operasinya, sehingga anak-anak di daerah ini tidak memiliki akses ke perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa," demikian kata OCHA.

Peringatan terbaru dari PBB ini muncul di tengah kondisi kelaparan yang melanda seluruh populasi Gaza. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan sistem kesehatan di wilayah itu berada di ambang kehancuran.

WHO menyerukan perlindungan mendesak terhadap dua rumah sakit terakhir yang masih beroperasi, yakni Kompleks Medis Nasser yang merupakan rumah sakit rujukan terpenting yang tersisa di Gaza, dan Rumah Sakit Al-Amal.

"Penghancuran rumah sakit di Gaza yang tak henti-hentinya dan sistematis telah berlangsung terlalu lama. Ini harus segera diakhiri. Pasien yang mencari perlindungan dan perawatan untuk menyelamatkan hidup mereka tidak boleh kehilangan nyawa hanya berusaha mencapai rumah sakit,” kata WHO.

Para pakar PBB, pejabat medis di Gaza, serta badan amal medis, telah lama menuduh pasukan Israel secara sengaja menargetkan petugas kesehatan dan fasilitas medis di Gaza, sebagai upaya menjadikan kehidupan warga Palestina di wilayah tersebut tidak layak huni.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement