Rabu 18 Jun 2025 16:55 WIB

Industri Film Hollywood Dinilai 'Sekarat', Banyak Karya Digarap tanpa Skenario Matang?

Sutradara James Gunn mengungkap kekhawatirannya terhadap industri film saat ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Industri perfilman Hollywood (ilustrasi). Alasan utama industri film Hollywood sekarat karena orang membuat film tanpa skenario yang sudah matang.
Foto: www.freepik.com
Industri perfilman Hollywood (ilustrasi). Alasan utama industri film Hollywood sekarat karena orang membuat film tanpa skenario yang sudah matang.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Bos DC Studios, James Gunn, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi industri film saat ini. Dalam wawancara terbaru bersama Rolling Stone, ia menyebut bahwa salah satu penyebab utama merosotnya industri film adalah karena banyak proyek yang dikerjakan tanpa skenario yang benar-benar matang.

"Saya percaya bahwa alasan utama industri film sedang sekarat bukan karena orang-orang tidak ingin menonton film lagi. Bukan juga karena kualitas layar di rumah sudah sangat bagus. Alasan nomor satu adalah karena orang membuat film tanpa skenario yang sudah matang," kata Gunn seperti dikutip dari laman NME, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

Gunn juga mengungkap bahwa DC Studios belum lama ini menghentikan produksi sebuah film yang sejatinya sudah mendapat lampu hijau. Alasannya, naskah film tersebut belum mencapai kualitas yang diinginkan.

"Semua orang ingin film itu dibuat. Proyeknya sudah disetujui, siap jalan. Tapi skenarionya belum siap. Dan saya tidak bisa membuat film dengan naskah yang belum bagus," kata dia.

Meski demikian, Gunn mengaku puas dengan sejumlah proyek lain yang sedang digarap DC Studios. la menyebut naskah film Supergirl, Lanterns, dan Clayface sebagai contoh skenario berkualitas yang langsung memenuhi ekspektasi sejak awal.

"Kami cukup beruntung sejauh ini. Entah karena keputusan yang tepat atau hanya kebetulan, tapi semua naskah itu benar-benar luar biasa," kata dia.

Gunn juga menyoroti kebijakan internal yang membedakan DC Studios dari Marvel Studios. Tidak seperti Marvel yang sempat dikejar target produksi tinggi untuk mendukung peluncuran Disney+, DC Studios tidak memiliki kewajiban untuk merilis jumlah film atau serial tertentu setiap tahun.

"Itu beban yang tidak adil dan tidak tepat. Dan itu merusak Marvel. Kami tidak punya target kuantitas. Kami hanya akan merilis proyek yang benar-benar kami yakini berkualitas. Tidak ada produksi yang berjalan sebelum saya sendiri menyetujui naskahnya," kata Gunn.

Di bawah kepemimpinan CEO Disney Bob Iger, Marvel kini mulai mengubah arah dengan kembali menitikberatkan pada kualitas. Film Thunderbolts disebut sebagai proyek pertama yang mencerminkan perubahan tersebut.

Film Superman akan menjadi pembuka dari semesta baru DC versi James Gunn, dan dijadwalkan tayang bulan depan. Sementara itu, Supergirl: Woman of Tomorrow menjadi satu-satunya proyek lain yang telah menyelesaikan proses syuting, dan akan dirilis pada 2026. Film Clayface juga dikabarkan masuk dalam jadwal rilis tahun depan. Gunn turut memastikan bahwa sekuel The Batman masih menjadi prioritas penting bagi DC Studios, meskipun sedang berlangsung pembangunan semesta karakter yang baru.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement