Saran untuk penerus Anna Wintour
Seorang profesor manajemen di Graziadio Business School Pepperdine, Kevin Groves, menyarankan para pemimpin baru untuk bersikap bijak dengan membuat perubahan tanpa meninggalkan hal-hal esensial yang membuat organisasi berjalan dengan baik. "Kita mempertahankan apa yang paling penting bagi kita, sambil menyadari bahwa lingkungan kita telah berubah," ujarnya dikutip dari laman Business Insider.
Seorang pelatih eksekutif dari Singapura, Nancy Ho, menekankan pentingnya kesabaran. "Anda tidak bisa tidak sabar dan terburu-buru. Itu tidak boleh terlihat seperti Anda haus kekuasaan atau mengklaim peran terlalu dini," kata Ho.
Menurut dia, pemimpin baru harus fokus memahami budaya perusahaan dan bagaimana mereka bisa menjadi aset. CEO Reed Recruitment, James Reed, mengatakan tidak masalah menyatakan ambisi kepada atasan, bahkan jika tidak secara eksplisit mengincar posisi mereka.
"Tanyakan apa yang perlu Anda pelajari dan apa lagi yang bisa Anda kontribusikan untuk mendukung mereka," kata Reed menyarankan.
Ho juga menekankan agar tidak membuat perubahan drastis terlalu cepat. Langkah awal adalah mengakui pekerjaan baik yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian membangun kepercayaan tim dengan perubahan kecil dan bertahap.
"Ketika ada semacam dukungan, dan orang-orang lebih nyaman dengan pemimpin yang berbeda, barulah Anda memperkenalkan perubahan," jelasnya.
Seorang pelatih CEO dari AS,Sabina Nawaz, menyarankan pemimpin baru untuk mencari tehu dan tidak membuat perubahan setidaknya selama tiga bulan pertama. "Lakukan tur mendengarkan, gali alasan di balik keputusan atau tindakan, coba pahami berbagai hal dari perspektif orang lain," kata Nawaz.
Seorang profesor kepemimpinan dari Kühne Logistics University Jerman, Christian Tröster, mengatakan bahwa pemimpin baru perlu berhati-hati agar tidak memberi kesan bahwa semuanya harus berubah. "Karena kemudian Anda menunjukkan bahwa Anda tidak seperti mereka, bahwa Anda tidak dapat dipercaya," kata Tröster. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang jelas tentang ekspektasi ketika melapor kepada pendahulu.
Pelatih karier dari resume.io,Amanda Augustine, menyarankan untuk memanfaatkan akses kepada pendahulu, terutama figur sekuat Wintour. "Mulailah pekerjaan sebagai spons, pelajari apa yang Anda bisa dari pendahulu dan kolega Anda yang lain," katanya.
Namun dia juga mengingatkan untuk tidak selamanya dalam mode pengumpulan informasi. Jochen Menges, seorang profesor kepemimpinan dari University of Zurich dan University of Cambridge, menekankan pentingnya "berbeda" dan menghindari meniru gaya kepemimpinan pendahulu.
"Jika mereka terlalu mirip, maka mereka akan terlihat seperti salinan, dan kemudian mereka tidak akan pernah bisa memenuhi harapan," kata Menges.
Dengan menjadi berbeda, bos baru dapat menjadi "pemimpin dengan caranya sendiri". Era baru Vogue dinilai akan menjadi ujian menarik bagi kepemimpinan, menavigasi bayangan seorang legenda yang tetap hadir dan berpengaruh.