Rabu 02 Jul 2025 10:52 WIB

Bagi Zohran Mamdani, Film-Film Ibunya Jadi Pengaruh yang Membentuk

Film karya ibunya menjadi media bagi Zohran muda dalam memahami dunia.

Red: Indira Rezkisari
Kandidat wali kota dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani (tengah kanan), tampil di atas panggung bersama keluarganya, termasuk sang ibu, Mira Nair (kiri), istrinya, Rama Duwaji, dan ayahnya, Mahmood Mamdani (kanan), dalam pesta pemilihan pendahuluan pada Rabu, 25 Juni 2025, di New York.
Foto: AP/Heather Khalifa
Kandidat wali kota dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani (tengah kanan), tampil di atas panggung bersama keluarganya, termasuk sang ibu, Mira Nair (kiri), istrinya, Rama Duwaji, dan ayahnya, Mahmood Mamdani (kanan), dalam pesta pemilihan pendahuluan pada Rabu, 25 Juni 2025, di New York.

AMEERALIFE.COM,  NEW YORK — Calon wali kota New York, Zohran Mamdani, merayakan malam kemenangan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat bersama kedua orang tuanya sang ibu, sineas terkenal Mira Nair, dan sang ayah, akademisi Mahmood Mamdani. Momen itu terjadi di The Greats of Craft LIC, Long Island City, Queens, pada 24 Juni 2025. Malam itu bukan hanya soal politik, tapi juga cerminan warisan budaya dan pemikiran yang membentuk Mamdani sejak kecil.

Sebagai anak tunggal, Zohran sangat dekat dengan ibunya. Ia kerap merasa sedih setiap kali Mira Nair harus pergi berbulan-bulan untuk syuting film. Namun, ada satu pengecualian yaitu saat sang ibu menggarap The Reluctant Fundamentalist pada 2011, Zohran, kala itu mahasiswa tahun kedua di Bowdoin, justru mendukung penuh proyek tersebut, seperti dilansir dari Hollywood Reporter, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga

“Biasanya dia tak suka kalau aku pergi syuting film romantis,” kata Nair dalam wawancara 2013. “Tapi yang ini dia bilang, Mama, kamu harus buat.”

Film tersebut, yang diadaptasi dari novel karya Mohsin Hamid, menceritakan seorang imigran Pakistan yang sukses di Wall Street namun dicurigai pascaperistiwa 9/11. Ia lalu kembali ke Pakistan dan terlibat dalam konflik moral dan identitas. Film ini menyodorkan pertanyaan bagaimana radikalisme terbentuk, dan bagaimana perlakuan tak adil dari Barat bisa menjadi pemicunya?

Film itu menjadi semacam “kunci tersembunyi” bagi Zohran muda dalam memahami dunia. Ia menyaksikan bagaimana ibunya memberi ruang bagi tokoh Muslim dari Selatan Global yang dipersepsi keliru oleh kekuasaan Barat, sebuah narasi yang kelak ia bawa ke panggung politik.

“Seperti yang banyak Muslim tahu, tampil di ruang publik sering kali berarti menghadapi fitnah,” kata Mamdani kepada NPR. “Karena itu banyak yang merasa tempat teraman adalah di bayang-bayang.”

Ia menyatakan, seperti film ibunya, misinya kini adalah membawa suara pinggiran ke arus utama.

Kenangan 9/11...

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement