Selasa 29 Jul 2025 10:16 WIB

Jangan Bilang Malas! Ini 6 Tanda Mager yang Bisa Jadi Sinyal Mental Butuh Bantuan

Menurut psikolog, 'kemalasan' bisa jadi pertanda masalah kesehatan mental.

Red: Qommarria Rostanti
Pria dan wanita mengalami rasa malas (ilustrasi). Menurut psikolog, kemalasan
Foto:

4. Menunda-nunda 

Kebiasaan menunda-nunda menjadi "musuh bebuyutan" banyak orang. Dokter Chheda menjelaskan, terkadang ada alasan ilmiah di balik kebiasaan menunda-nunda tugas. Salah satunya karena kadar dopamin yang rendah (hormon yang terkait dengan motivasi dan penghargaan), misalnya, individu dengan Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering kesulitan dalam memulai tugas.

"Ditambah dengan time blindness (ketidakmampuan melacak waktu) membuat mereka lebih sulit mengukur berapa lama tugas tertentu akan memakan waktu," ujarnya. Jadi, menunda-nunda itu bisa jadi bukan karena kita malas, tapi memang ada "rem" di otak kita.

5. Kelelahan dalam mengambil keputusan

Pernah di fase malas banget mikirin mau makan apa sampai akhirnya bilang "terserah" atau "kamu aja yang pilih"? Dokter Chheda bilang itu bisa jadi red flag.

"Jika jawaban default seseorang adalah 'Saya tidak peduli' atau 'kamu pilih', mereka mungkin tidak ragu-ragu atau acuh tak acuh. Faktanya, mereka mungkin hanya kelelahan mental," ujarnya.

Orang yang hidup dengan gangguan kecemasan umum atau depresi tingkat tinggi (tapi kelihatannya baik-baik saja dari luar) mungkin lebih sering menunjukkan tanda ini. "Meskipun sering tampak tenang di luar, pikiran mereka bekerja keras, menginternalisasi masalah mereka. Oleh karena itu, beban membuat keputusan sehari-hari sambil memerangi pikiran mengganggu menguras otak, membuat pilihan paling sederhana pun terasa melemahkan," kata dia menjelaskan.

6. Gagal mewujudkan tujuan

Sering janji ke diri sendiri mau ini itu, tapi ujung-ujungnya enggak kesampaian? Ini juga bisa bikin kita merasa bersalah. Dia mengatakan pola-pola ini adalah gejala klasik disregulasi emosional yang disebabkan oleh kadar dopamin rendah, umum pada individu yang menderita gangguan bipolar dan ADHD.

Beberapa orang dengan kondisi ini bisa punya pekan atau bulan dengan motivasi super tinggi, diikuti oleh periode tenang yang panjang dan tidak terganggu. "Turbulensi membuat sulit untuk mempertahankan momentum, memaksa mereka meninggalkan tujuan yang belum selesai, bahkan yang pernah membuat mereka bersemangat," ujarnya.

Penting banget nih diingat, kalau kamu merasa mengalami satu, beberapa, atau semua tanda di atas, bukan berarti kamu langsung didiagnosis punya masalah kesehatan mental atau neurodivergent ya. Tapi, ini bisa jadi pertanda kalau kamu butuh dukungan lebih, entah itu dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Jangan sungkan mencari bantuan, karena sehat itu bukan cuma fisik, tapi juga mental.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement