AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sebagian besar dari Anda mungkin berpikir penting untuk buang air besar setiap hari. Tapi apakah itu benar? Apa yang terjadi pada tubuh jika Anda tidak melakukannya?
"Tidak peduli seberapa sering atau jarang Anda ke toilet, kesamaan kita semua adalah bahwa kita memikirkan kotoran," ujar CEO di Pendulum Therapeutics dan pakar kesehatan usus, Colleen Cutcliffe, seperti dilansir laman Best Life, Senin (20/2/2023).
Adanya kotoran memberi tahu apakah Anda sehat. Hanya setengah dari orang di Amerika Serikat (AS) yang pergi sekali setiap hari.
Menurut Gastroenterology Associates of New Jersey, Joseph Shami, beberapa orang bisa bertahan berhari-hari atau berpekan-pekan tanpa buang air besar. "Guinness Book of World Records melaporkan seorang Inggris pada tahun 1800-an yang tidak pergi ke toilet selama satu tahun," ujarnya.
Meskipun satu tahun penuh jelas jauh di luar batas normal, Shami mengatakan frekuensi buang air besar bervariasi dan tidak apa-apa. "Tidak ada jumlah pasti berapa kali seseorang harus buang air besar. Bagi sebagian orang dua hari sekali adalah normal, dan bagi yang lain tiga kali sehari adalah normal," ujarnya.
Yang penting adalah bagaimana perasaan seseorang jika tidak pergi ke kamar mandi. "Selama tidak ada gejala lain, itu normal," kata dia.
Ahli gastroenterologi Kenneth Brown mengatakan, penting untuk diingat setiap orang berbeda. Apa yang dianggap normal untuk satu orang mungkin tidak normal untuk orang lain. "Yang paling penting adalah Anda merasa nyaman dengan buang air besar," ujar Brown.
Sinyal apa yang akan dikirimkan tubuh jika Anda tidak cukup sering buang air besar? Brown menjawab; sakit atau kram perut, kembungatau perasaan kenyang, dan wasir bengkak.
Shami mengatakan, menahan semua tinja dapat menyebabkan sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan rasa sakit secara umum karena zat beracun yang dilepaskan oleh bakteri fermentasi, bahkan penyumbatan.
Ketika sembelit melampaui tahap kram dan kembung, itu dapat menyebabkan fisura anus (robekan kecil di anus), impaksi tinja (tinja kering yang keras yang tidak dapat dikeluarkan), dan diare. "Jika konstipasi menjadi terlalu parah, hal itu dapat menyebabkan keadaan darurat yang dikenal sebagai obstruksi usus," ujar Brown.
Menurut Brown, jangan abaikan keinginan untuk pergi ke kamar mandi. Bila Anda merasa perlu buang air besar, cobalah untuk buang air besar sesegera mungkin.
"Jika Anda menunda atau mengabaikan keinginan tersebut, tinja Anda bisa menjadi lebih keras dan lebih sulit untuk dikeluarkan," ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya tidak mengejan terlalu keras. "Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan wasir dan fisura," ujar Brown.