AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Airbnb, lokapasar daring untuk penginapan jangka pendek, menyatakan bahwa mereka menolak tamu yang berhubungan dekat dengan pelanggan lain dengan status banned alias terlarang. Kebijakan ini dibuat demi meningkatkan keamanan. Namun di saat yang sama, sebagian orang menilai kebijakan ini tidak adil.
Sebagian orang mengkritik kebijakan ini karena dapat membuat pengguna yang tak pernah melakukan kesalahan terkena imbas. Mereka akan kehilangan akses terhadap fasilitasn Airbnb hanya karena dianggap berhubungan dekat dengan pelanggan lain yang berkelakuan buruk dan telah dilarang atau berstatus banned.
Kelompok-kelompok advokasi teknologi juga mempertanyakan akurasi dari kebijakan ini dalam menilai hubungan antarpengguna. Mereka menyebut kebijakan ini sebagai kebijakan setengah matang yang sulit atau bahkan mustahil untuk bisa diterapkan secara adil.
Airbnb belum memberikan pernyataan lebih lanjut terkait seberapa lama larangan ini akan berlaku bagi tamu yang dinilai berhubungan dekat dengan pelanggan lain yang berkelakuan buruk. Airbnb juga belum memberikan rincian terkait jenis pelanggaran yang dapat membuat pelanggan mendapatkan status banned dan membuat orang terdekat mereka ikut terkena imbas.
Juru Bicara Airbnb mengungkapkan bhwa kebijakan ini diterapkan demi menciptakan keamanan dalam platform mereka. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa para tamu yang terkena imbas karena dinilai dekat dengan pelanggan berstatus terlarang bisa mengajukan banding.
Akan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah, pelanggan berstatus banned yang dinilai berhubungan dekat dengan mereka harus memperbaiki statusnya terlebih dahulu.
Alternatif lainnya, larangan terhadap tamu bisa dihapus bila tamu dapat membuktikan bahwa mereka tidak berhubungan dekat dengan pelanggan yang berstatus terlarang.
Lebih lanjut, juru bicara Airbnb menyadari bahwa kebijakan ini belum sempurna. Meski begitu, mereka menilai kebijakan ini tetap diperlukan.
"Sebagai platform daring yang memfasilitasi koneksi dan perjalanan dunia nyata, ini merupakan langkah pencegahan keamanan yang dibutuhkan," ujar Juru Bicara Airbnb, seperti dilansir Gizmodo.
Meski sangat jarang terjadi, selama 14 tahun Airbnb beroperasi, telah terjadi beberapa kejadian tak mengenakkan yang dilakukan oleh pelanggan. Pada beberapa kasus, pelanggan kedapatan menyerang pihak penyedia penginapan dan merusak properti mereka. Masalah seperti inilah yang mendorong Airbnb untuk menerapkan atura n pelarangan berdasarkan asosiasi dengan pelanggan bermasalah kepada para pengguna.