AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Selama ini, berjalan 10 ribu langkah per hari dianggap sebagai standar emas untuk aktivitas fisik. Namun, sebuah studi baru menunjukkan hanya dengan tujuh ribu langkah sehari pun sudah cukup untuk memberikan manfaat besar bagi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Sydney yang mengulas 57 studi dari lebih dari 10 negara. Studi-studi tersebut menelusuri jumlah langkah harian peserta serta kaitannya dengan berbagai hasil kesehatan.
Dikutip dari Fox News, Senin (28/7/2025), Studi yang dipimpin oleh Profesor Melody Ding dari School of Public Health menemukan bagaimana jumlah langkah harian memengaruhi risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker, serta risiko terkena kanker, diabetes tipe 2, demensia, dan depresi.
Hasilnya, berjalan minimal 7.000 langkah sehari terbukti berkaitan dengan perbaikan pada delapan indikator kesehatan utama, termasuk penyakit jantung, demensia, dan gejala depresi. "Setiap peningkatan jumlah langkah harian, bahkan yang kecil seperti 4.000 langkah, tetap memberikan manfaat kesehatan dibandingkan dengan tingkat aktivitas yang sangat rendah," ujar Ding.
"Jika memungkinkan, target sekitar 7.000 langkah per hari dapat secara signifikan menurunkan risiko berbagai penyakit kronis dan masalah kesehatan lainnya," lanjutnya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Public Health ini juga menemukan berjalan 7.000 langkah sehari mampu menurunkan risiko kematian hingga 47 persen. Atau angka yang hampir setara dengan mereka yang berjalan 10.000 langkah.
Selain itu, angka 7.000 langkah juga dikaitkan dengan penurunan risiko demensia sebesar 38 persen dan penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 22 persen. Meski sedikit lebih rendah dari manfaat 10.000 langkah, hasil ini tetap signifikan.
Peningkatan dari 2.000 ke 5.000–7.000 langkah sehari pun menunjukkan "perbaikan kesehatan yang signifikan", kata Ding. "Target 7.000 langkah merupakan tujuan yang realistis berdasarkan temuan kami yang mencakup berbagai hasil kesehatan yang sebelumnya belum banyak diteliti."
Namun demikian, bagi yang belum mampu mencapai 7.000 langkah, peningkatan kecil tetap penting. "Bahkan menaikkan langkah dari 2.000 ke 4.000 per hari sudah memberikan keuntungan kesehatan yang berarti," ujarnya.
Bagi mereka yang sudah rutin berjalan lebih dari 10.000 langkah per hari, Ding menyarankan untuk tetap melanjutkan. "Tidak perlu mengurangi, teruskan saja."
Para peneliti juga menegaskan langkah harian tidak harus dicapai dalam sekali jalan atau olahraga terencana. "Gerakan sehari-hari juga dihitung, seperti turun dari bus satu halte lebih awal atau memilih tangga daripada lift," tambah Ding.
"Aktivitas kecil yang terjadi sepanjang hari akan terakumulasi dan memberikan manfaat kesehatan. Cari cara yang praktis dan menyenangkan untuk lebih banyak bergerak."
Meski begitu, studi ini memiliki beberapa keterbatasan. "Untuk beberapa hasil kesehatan, jumlah studi yang tersedia masih terbatas," kata Ding. Ia juga mencatat adanya kemungkinan bias pada tingkat studi. Misalnya, orang yang sudah memiliki masalah kesehatan mungkin lebih sedikit berjalan karena kondisi mereka.
Ding juga mengingatkan meskipun berjalan memberikan banyak manfaat, itu bukan satu-satunya bentuk aktivitas fisik yang diperlukan. "Upayakan juga latihan kekuatan dan fleksibilitas dalam rutinitas mingguan untuk manfaat kesehatan yang lebih lengkap," ujarnya.
Ke depan, temuan ini akan dijadikan dasar untuk memperbarui pedoman aktivitas fisik. Para ahli juga menyarankan agar studi lanjutan fokus pada variasi dampak langkah terhadap usia, status kesehatan, dan lokasi geografis.
"Penelitian kami membantu menggeser fokus dari kesempurnaan menuju kemajuan," tutup Ding. "Peningkatan kecil dalam gerakan harian dapat membawa perbaikan kesehatan yang bermakna."