AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Jika tidak serius ditangani, pembekuan darah (blood clot) dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk meminimalkan risiko pengembangannya.
Hanya saja, menurut penelitian terbaru, ada faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan, yaitu berat badan Anda saat kecil. Studi dari University of Gothenburg, Swedia, mengungkapkan kelebihan berat badan pada masa anak-anak dan dewasa awal kelak dapat memicu pembekuan darah.
Gumpalan seperti gel biasanya muncul di kaki yang kerap kali dimulai di pembuluh darah di betis. Meskipun gumpalan yang ditangani lebih awal jarang berbahaya, jika ada yang lepas dan menyebar ke paru-paru Anda, itu dapat menyebabkan emboli paru.
Nantinya, ini dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, orang tersebut harus diberi perawatan secepat mungkin. Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), emboli paru menggambarkan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru Anda.
Hubungan antara obesitas dan pembekuan darah sudah diketahui tetapi masih belum jelas seberapa besar pengaruh peningkatan Indeks Massa Tubuh (BMI) pada masa kanak-kanak dan awal kehidupan. Tujuan dari penelitian baru untuk mengklarifikasi hubungan antara faktor risiko ini di awal kehidupan dan pembekuan darah di kemudian hari.
"Obesitas dan kelebihan berat badan selama masa puber tampaknya memiliki dampak yang nyata pada risiko pembekuan darah thrombus vena seseorang di masa depan," kata penulis senior studi Jenny Kindblom, dilansir Express, Sabtu (4/3/2023).
Studi ini meneliti riwayat BMI awal lebih dari 37 ribu pria dan informasi tentang pembekuan darah pada masa dewasa. Catatan BMI pertama diperoleh dari layanan perawatan kesehatan sekolah pada usia delapan tahun.
Catatan selanjutnya terdiri dari data pemeriksaan kesehatan saat mendaftar di Angkatan Bersenjata pada usia 20 tahun. Kumpulan data juga menyertakan informasi tentang penggumpalan darah rata-rata hingga usia 62 tahun.
Penelitian ini menggunakan data dari BMI Epidemiology Study (BEST) di Gothenburg dan dari register nasional Swedia. Tim peneliti menemukan usia delapan dan 20 tahun secara independen satu sama lain dapat dikaitkan dengan penggumpalan darah di kemudian hari.