Setelah sekitar 12 tahun masa tindak lanjut, tim menemukan bahwa orang-orang yang menjalani diet keto memiliki risiko lebih dari dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami beberapa kejadian kardiovaskular utama. Contohnya penyumbatan di arteri yang perlu ditangani dengan prosedur pemasangan ring jantung, serangan jantung, strok, dan penyakit arteri perifer.
Secara keseluruhan, 9,8 persen dari peserta yang menjalani diet keto mengalami kejadian jantung baru, dibandingkan dengan 4,3 persen dari mereka yang menjalani diet standar. Risikonya dua kali lipat bagi mereka yang menjalani diet keto.
Latan pun menyarankan agar orang yang ingin memulai diet keto untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Selama menjalani diet ini, mereka harus memonitor kadar kolesterol dan mencoba mengatasi faktor risiko penyakit jantung atau strok, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
"Jangan lupa perbanyak aktivitas fisik dan jauhi rokok," jelas dia.
Para peneliti mencatat bahwa penelitian mereka hanya dapat menunjukkan hubungan antara diet dan peningkatan risiko kejadian jantung utama bukan hubungan sebab akibat karena ini adalah penelitian observasional. Meski begitu, temuan mereka layak untuk dipelajari lebih lanjut.