AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Roti yang kedaluarsa atau keliru penyimpanannya dapat berjamur. Sebagian orang mungkin cenderung untuk membuang bagian yang berjamur dan melahap sisanya.
Apakah ini berarti roti sudah aman dikonsumsi? Tidak seperti bakteri, jamur terbuat dari sel yang terlihat dengan mata telanjang.
Spora pada jamur memberi warna sehingga membuatnya lebih mudah dikenali. The Food Safety and Inspection Service of the US Department of Agriculture menyarankan untuk membuang seluruh roti daripada memakannya jika sudah ada bagian yang berjamur.
"Beberapa jamur menyebabkan reaksi alergi dan masalah pernapasan, dan beberapa jamur, dalam kondisi yang tepat, dapat menghasilkan mycotoxins, zat beracun yang bisa membuat Anda sakit," ujar badan tersebut, seperti dilansir laman The Sun, Senin (13/3/2023).
Mereka yang berisiko jatuh sakit akibat makanan berjamur ialah orang yang rentan seperti orang tua, anak-anak, ibu hamil, dan orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Roti berjamur dapat memiliki beberapa jenis jamur di atasnya dan itu hanya puncak gunung es.
Food Standards Agency (FSA) di Inggris memperingatkan bahwa roti berjamur merupakan jenis makanan yang berongga. Bagian bawah permukaannya dapat terkontaminasi tanpa terlihat.
"Sebagai aturan umum, koloni jamur berdiameter 1 cm di permukaan juga menembus 1 cm ke dalam makanan," ujar ahli jamur Dr Patrick Hickey.
Menurut Hickey, ekosistem bergantung pada jamur untuk memecah bahan organik. Tanpanya, kita akan berkubang dalam limbah kita sendiri.
"Karena jamur tidak mirip dengan bakteri, mereka cenderung tidak menyebabkan keracunan makanan secara tiba-tiba," kata Dr Hickey.
Tapi itu masih bisa membuat seseorang sakit parah karena adanya mikotoksin. Mikotoksin adalah racun alami yang diproduksi oleh jamur tertentu yang ditemukan dalam makanan, jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Mikotoksin dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan yang merugikan dan menimbulkan ancaman kesehatan yang serius bagi manusia dan ternak," ujarnya.
Efek dari beberapa mikotoksin bawaan makanan bersifat akut. Gejala penyakit parah dapat muncul dengan cepat setelah dikonsumsi.
"Jika sejumlah besar jamur beracun dikonsumsi, itu dapat menyebabkan gejala gastro-intestinal dan efek yang lebih serius, termasuk gagal hati atau ginjal dan kematian," kata Dr Hickey.
Para ahli sebelumnya memperingatkan jamur juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan lainnya. Ini termasuk penyusutan testis yang disebabkan oleh masalah hormonal yang dapat ditimbulkan oleh jamur. Pada wanita, kadar testosteron yang rendah bisa memicu kenaikan berat badan, menurut Apoteker Abbas Kanani, pakar dari Chemist Click.