Studi terbaru yang dipublikasikan di European Heart Journal Open, mengamati dampak kebiasaan tidur terhadap kondisi tersebut. Peneliti membandingkan berapa banyak orang tidur dan apakah mereka mengembangkan kondisi tersebut atau tidak.
Para peneliti kemudian menganalisis data genetik mereka untuk menilai apakah tidur memengaruhi peluang terkena penyakit arteri perifer atau sebaliknya. Dalam analisis pertama, tidur kurang dari lima jam semalam dikaitkan dengan risiko penyakit hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam.
Penelitian juga menganalisis data genetik yang menunjukkan waktu tidur yang singkat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit ini. Namun, Dr Yuan mencatat bahwa masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang bagaimana menghentikan hubungan dua arah antara tidur pendek dan penyakit arteri perifer.
Perubahan gaya hidup dapat membantu orang tidur lebih lama, seperti aktif secara fisik dapat menurunkan risiko penyakit arteri perifer. Untuk penderita penyakit arteri perifer, optimalkan manajemen nyeri agar dapat tidur nyenyak.