AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Beragam toko kosmetik kerap menyediakan produk tester untuk dicoba oleh para pelanggan. Meski dapat memudahkan pelanggan untuk memilih varian produk, pengaplikasian tester kosmetik pada kulit bisa memunculkan sejumlah masalah kesehatan.
Risiko masalah kesehatan bisa muncul karena produk tester kerap digunakan oleh banyak orang. Hal ini bisa membuat banyak kuman bersarang pada produk tester. Sebagian dari kuman tersebut mungkin saja kuman penyebab penyakit.
Untuk membuktikannya, seorang pengguna TikTok dengan akun @howdirtyis melakukan sebuah percobaan sederhana. Dia mengambil sampel usap dari produk lipstik, blush, eyeshadow, concealer, multi-sticks, hingga maskara yang menjadi tester di toko kosmetik.
Sampel dari tiap produk tester disimpan ke dalam cawan petri dan diinkubasi selama beberapa hari. Hasilnya, sampel dari produk tester blush, eyeshadow, dan multi-sticks tampak dipenuhi oleh mikroba.
Yang cukup mengejutkan, cawan petri berisikan sampel tester lipstik, concealer, dan maskara tampak bersih. Banyak pengguna TikTok yang juga merasa kaget dengan hasil ini. "(Hasil dari) concealer dan maskara merupakan hal mengejutkan," jelas seorang pengguna TikTok itu seperti dilansir Mail Online, Kamis (20/4/2023).
Percobaan serupa pernah dilakukan pada 2017 oleh Rosen Reports dan NBC News Today. Tim mereka mengambil sampel swab dari sejumlah produk kosmetik tester di beberapa toko kosmetik.
Hasilnya, sampel tester kosmetik dari semua toko kosmetik positif terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus. Sampel-sampel tersebut juga positif memiliki bakteri E.coli dan Klebsiella pneumoniae. Bakteri-bakteri ini umumnya ditemukan di saluran cerna.
"Anda bisa benar-benar mengaplikasikan dan mengoleskan serpihan feses langsung ke bibir Anda," ujar ahli dermatologi Dr Whitney Bowe.
Oleh karena itu, banyak pakar dan makeup artist profesional yang mengimbau orang-orang untuk tidak mengaplikasikan produk kosmetik tester apa pun langsung ke wajah. Alasannya, bakteri staphylococcus dan jamur cukup umum ditemukan pada produk tester.
Ahli dermatologi Dr Tami Buss Cassis mengatakan bakteri staphylococcus dapat memicu terjadinya infeksi pada kulit dan jaringan halus. Infeksi ini bisa memunculkan bisul pada kulit.
Minnesota Department of Health menambahkan, sebagian besar infeksi bakteri staphylococcus memang tidak serius. Akan tetapi, jenis S. aureus bisa menyebabkan infeksi yang serius seperti infeksi aliran darah, pneumonia, atau infeksi tulang dan sendi.
"Bila Anda harus mengetes (produk kosmetik yang ingin dibeli), pastikan tester-nya tertutup, menggunakan aplikator sekali pakai, dan aplikasikan pada punggung tangan Anda," ujar Dr Cassis.