AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) memfasilitasi produksi single dan video klip berjudul "Wong Sepele". Proyek musik ini bukan sekadar sebuah karya seni, melainkan upaya pemerintah membuka ruang dan kesempatan yang setara bagi semua talenta, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.
"Kami ingin memastikan tidak ada talenta yang tertinggal, termasuk teman-teman difabel. Lewat karya ini, kami ingin membuktikan bahwa inklusivitas dalam ekonomi kreatif bukan hanya slogan, tapi aksi nyata," kata Menteri Ekraf, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta pada Selasa (15/7/2025).
Lagu "Wong Sepele" merupakan hasil kolaborasi antara musisi Helarius Daru Indrajaya, yang lebih dikenal dengan nama Ndarboy Genk, bersama penyanyi difabel netra berbakat asal Yogyakarta, Fauzi Haidi, serta komunitas Mabes Balker. Kolaborasi unik ini difasilitasi oleh Kementerian Ekraf melalui program unggulan mereka, Akselerasi Kreatif (AKTIF) Musik.
Program AKTIF Musik dirancang untuk mendorong lahirnya karya-karya orisinal dari komunitas kreatif di daerah. Pemilihan Yogyakarta sebagai wilayah prioritas pengembangan ekonomi kreatif nasional dalam program ini bukanlah tanpa alasan. Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, mengatakan Yogyakarta dipilih karena ekosistem seninya yang tumbuh secara organik dan kolaboratif, menjadikannya lahan subur bagi inovasi kreatif.
"Program ini mempercepat dampak ekonomi dari karya lokal. Kami tidak hanya hadir di balik layar, tapi turut mendorong distribusi dan eksposurnya agar ekosistem musik lokal tumbuh secara berkelanjutan," kata Ayu.
Melalui peluncuran lagu dan video klip "Wong Sepele", Kementerian Ekraf juga memperkuat komitmennya untuk membuka akses yang setara bagi penyandang disabilitas dalam ekosistem kreatif nasional. Direktur Musik Kementerian Ekraf, Mohammad Amin, mengatakan pemilihan lokasi dan talenta dalam proyek itu mencerminkan semangat keberagaman dalam ekonomi kreatif.
"Fauzi Haidi adalah bukti bahwa keterbatasan tidak membatasi kualitas. Lagu ‘Wong Sepele’ dipilih karena kekuatan naratifnya yang kuat dan dekat dengan realitas sosial kita," kata Amin.
Kementerian Ekraf berharap peluncuran karya ini dapat mendorong semakin banyak intellectual property (IP) atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) lokal yang inklusif untuk menembus pasar digital. Langkah ini sejalan dengan visi besar pemerintah untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai "the new engine of growth" atau mesin baru pertumbuhan Indonesia.