Andry menyarankan perempuan yang sudah aktif secara seksual, sebelum mendapatkan vaksin untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan kebidanan terlebih dahulu. Penting juga melakukan pemeriksaan organ kewanitaan.
Bagi mereka yang aktif secara seksual dan telah menerima vaksin, Andry menyarankan mereka agar melakukan skrining atau deteksi dini rutin. Itu karena 30 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh jenis HPV yang tidak dapat dicegah oleh vaksin tersebut.
Skrining termasuk sebagai pencegahan sekunder kanker serviks untuk mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal, lesi pra-kanker, dan kanker serviks, namun itu tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV. Andry menilai skrining penting dilakukan karena kanker serviks stadium awal tidak bergejala.
Apabila ada gejala yang timbul, menurut Andry, maka biasanya menandakan kanker serviks sudah mencapai tahap lanjut. Jika kanker serviks telah terdeteksi dini (tahap lesi pra-kanker atau stadium awal), maka kemungkinan bisa ditangani dengan tuntas dan tingkat kesembuhannya akan sangat tinggi.
"Skrining kanker serviks tetap diharuskan walaupun sudah mendapat vaksinasi terhadap HPV," kata Andry.