AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Aryaduta Hotel mengumumkan peluncuran kampanye promosi Sap7a Rasa yang berlangsung dari Mei hingga Agustus 2023. Sap7a Rasa bertujuan untuk merayakan kekayaan rasa dalam kuliner Indonesia dengan menawarkan hidangan-hidangan khas dari daerah setiap hotel Aryaduta.
Sap7a Rasa mencerminkan tujuh rasa, yaitu asin, manis, asam, pedas, pahit, lemak, dan umami. Group Director of Marketing & Communications dari Aryaduta Hotel Group, Arthur Situmeang mengatakan puncak dari acara Sap7a Rasa adalah memperingati International Culinary Day pada 27 Juli 2023.
"Aryaduta ingin berpartisipasi dalam perhelatan dunia untuk ;ebih memperkenalkan kuliner nusantara yang luar biasa," kata Arthur dalam jumpa pers di Aryaduta Suites Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2023).
Dalam program ini, Aryaduta Suites Semanggi mengangkat kuliner khas Betawi, mulai dari kudapan, makanan utama, minuman khas, hingga hidangan penutup. Untuk kudapan khas Betawi, pengunjung bisa menikmati kue akar kelapa, biji ketapang, rengginang comot (orisinal), kembang goyang, dodol Betawi, kerupuk campur, dan kerak telor.
Menurut sejarahnya, kerak telor sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kerak telor diciptakan oleh masyarakat Jakarta (Betawi) secara tidak sengaja, di mana makanan ini dihidangkan pada pesta dan hajatan besar orang kaya pada saat itu.
Kerak telor terbuat dari telur dadar tradisional Indonesia, yang juga sebagai makanan khas masyarakat Betawi di Jakarta dan Jawa Barat. Makanan ini biasanya disajikan sebagai makanan ringan, yang terdiri dari nasi ketan dimasak dengan telur ayam atau bebek. Setelah matang, telur dadar itu ditaburi serundeng (kelapa parut goreng), udang kering, dan bawang merah goreng.
Untuk menu makanan utama, Aryaduta Suites Semanggi mengangkat soto Betawi yang pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen So. Nama soto Betawi pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po, penjual soto pertama di Taman Hiburan Rakyat Lokasari atau Prinsen Park.
Kata soto merupakan serapan dari bahasa Hokkian, "chau to" (memasak jeroan sapi). Penggunaan kari dan bumbu merupakan ciri khas budaya India.
Bahan dan bumbu lain, seperti tomat, seledri, dan kentang, termasuk yang diolah menjadi perkedel mencerminkan adopsi dari budaya Eropa. Sedangkan bawang goreng sebagai taburan dan kerupuk merupakan pengaruh kuliner Jawa.
Makanan utama yang bisa dinikmati pengunjung adalah rujak juhi dan nasi ulam. Rujak juhi atau dikenal juga dengan mi juhi ini menggunakan juhi sebagai bahan utamanya, yaitu sotong kering.
Sotong sering disalahartikan sebagai cumi-cumi, tapi kenyataannya itu berbeda. Sotong merupakan makanan pokok di kawasan Mediterania dan Asia Timur.
Nama "juhi" berasal dari bahasa Cina karena dulu rujak juhi digemari oleh masyarakat Tionghoa. Kemudian, tradisi makan rujak juhi ini dilanjutkan oleh masyarakat Betawi hingga akhirnya menjadi salah satu makanan khasnya. Rasanya hampir sama dengan gado-gado, yaitu pedas, gurih, dan sedikit asam karena penambahan cuka.
Sementara itu, nasi ulam adalah nasi campur khas Betawi. Nasi ulam merupakan persilangan beberapa budaya kuliner yang memengaruhi varian nasi ulam dan lauk pauknya. Ada yang mengatakan bahwa nasi putih dengan taburan kelapa parut/serundeng (ulam) dan kacang tanah ini merupakan pengaruh India.
Di Indonesia, nasi ulam tidak hanya terdapat di Jakarta, tetapi juga di Sumatra dan Bali. "Ulam" dalam bahasa Betawi adalah sebutan untuk serundeng dari parutan kelapa, yang bila diaduk dengan nasi putih panas akan mengeluarkan rasa gurih dan sedikit pedas di lidah.