Woodward mengatakan dia senang rekomendasi tersebut tidak menafikan fakta bahwa remaja tetap akan menggunakan media sosial, terlepas dari apakah orang tua, pendidik, atau platform teknologi ikut campur atau tidak. Namun, beberapa pedoman mungkin sulit untuk dipraktikkan, seperti menghindari kebencian dunia maya.
"Meskipun tentu saja saya pikir sangat aspiratif untuk menghindari kebencian dunia maya sama sekali, saya pikir itu juga sesuatu yang mungkin akan ditemui oleh sebagian besar anak-anak dan remaja yang menggunakan media sosial," ujar Woodward.
Prinstein mengatakan pedoman tersebut dimaksudkan bukan untuk menjelekkan media sosial, melainkan menawarkan pendekatan yang lebih aman. Dalam sebuah laporan yang menyertai rekomendasi tersebut, penulis mengatakan bahwa media sosial tidak secara inheren bermanfaat atau berbahaya bagi kaum muda.
Ketika mereka yang menggunakannya dalam jumlah sedang dan dengan cara yang membantu, maka akan mengembangkan komunitas dunia nyata. Rekomendasi tersebut juga mengakui bahwa anak muda yang berjuang dengan penyakit mental, seperti kecemasan sosial dapat memperoleh manfaat dari berinteraksi dengan orang lain di media sosial. Namun, penulis menambahkan bahwa kelompok tersebut juga dapat mengalami kerugian dari media sosial, seperti melihat konten yang mendorong gangguan makan atau menyakiti diri sendiri.