Selain itu, ada juga faktor lain yang tidak atau sulit diketahui penyebabnya, yaitu genetik. Ada 20 persen penyebab infertilitas yang diakibatkan faktor tertentu.
"Faktor genetik pada kasus tertentu membuat sperma tidak dapat membuahi sel telur," ujar Silvia.
Berbeda dengan perempuan, tanda-tanda gangguan sperma pada pria tidak terlihat. Pada perempuan dapat dirasakan dengan gangguan siklus haid yang berubah, misalnya yang biasanya setiap bulan menjadi dua bulan sekali atau yang selama sepekan menjadi dua pekan.
Sedangkan, laki-laki tidak ada keluhan. Terlebih, tidak semua laki-laki mau memeriksa kondisi spermanya.
"Sering kali, perempuan datang ke dokter dulu lalu laki-lakinya dirujuk untuk pemeriksaan sperma. Baru ketahuan di sana. Itu yang ingin praktisi ubah karena semakin dini kita tahu ada gangguan sperma, semakin besar peluang untuk memperbaikinya," ucap Silvia.