Dikutip dari laman Islam Faith, larangan mengonsumsi daging babi tidak hanya ada untuk umat Islam. Larangan yang sama juga ditemukan dalam Alkitab, Ulangan 14:18, Yesaya 66:17, dan Imamat 11:7-8.
"11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu." (Imamat 11:7-8)
Larangan makan daging babi bukan saja karena praktik yang tidak higienis. Sains memperingatkan bahwa daging babi tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Hati babi adalah salah satu penular utama Hepatitis E. Di negara-negara Eropa, di mana hati babi dikonsumsi mentah dalam bentuk sosis, beberapa penelitian menemukan bahwa satu dari lima sosis terkontaminasi dengan virus hepatitis E.
Ada hubungan jangka panjang antara parasit Trichinella spiralis (cacing gelang) dan babi. Infeksinya menyebabkan gejala demam, nyeri, diare, dan muntah.
Parasit dapat hidup di usus manusia, berpindah ke organ lain melalui aliran darah yang menyebabkan sejumlah kondisi. Studi juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi daging babi dan multiple sclerosis (MS).
Negara-negara yang melarang makan daging babi (misalnya Timur Tengah) menemukan kasus MS jarang terjadi. Islam menganjurkan pola makan yang sehat dan menghindari segala sesuatu yang akan menimbulkan kerugian.