Potts menjelaskan bahwa vape dianggap lebih berbahaya daripada merokok karena kurangnya penelitian dan pemahaman seputar risikonya.
"Semua orang tahu bahaya merokok, tetapi ketika rokok pertama kali muncul, hal itu hampir dianggap sebagai hal yang sehat untuk dilakukan," kata dia.
Potts menyerukan harus ada tindakan yang diambil di luar sekolah untuk mengatasi kurangnya informasi. Ia juga mengiingatkan agar nasihat seputar bahaya vape bagi anak muda digencarkan.
"Sekolah bertanggung jawab untuk begitu banyak hal, tapi ini perlu pendekatan bersama," ucap Potts.
Di Inggris, vape dapat dijual secara legal kepada siapa saja yang berusia di atas 18 tahun. Pemerintah menganggap vape sebagai alat penting untuk membantu banyak orang bebas rokok pada 2030.
Data terbaru yang dikumpulkan dalam survei Merokok, Minum, dan Penggunaan Narkoba NHS Digital di antara anak muda di Inggris menunjukkan pengguna vape reguler pada anak usia 11 hingga 15 tahun meningkat dua kali lipat menjadi empat persen pada 2021. Pada 2018, angkanya dua persen.