AMEERALIFE.COM, KOPENHAGEN -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sejak pandemi merebak pada 2020, hampir 36 juta orang di Eropa mengidap gejala long Covid. Artinya, meski pasien sudah dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19, efek dari penyakit tersebut masih dirasakan dalam jangka waktu relatif panjang.
"Long Covid tetap menjadi kondisi kompleks yang masih sangat sedikit kita ketahui," kata Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge saat memberikan keterangan pers di Kopenhagen, Denmark, Selasa (27/6/2023).
Long Covid adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perkembangan gejala baru, beberapa bulan setelah infeksi Covid-19 awal. Gejala berlangsung setidaknya selama delapan pekan atau lebih dan dapat menyerang siapa saja yang terpapar virus SARS-Cov-2, tanpa memandang usia atau tingkat keparahan gejala aslinya.
Gejala long Covid biasanya meliputi sesak napas, mudah lelah, batuk, nyeri sendi, kesulitan berkonsentrasi, demam, diare, perubahan siklus menstruasi, dan lainnya. Hans Kluge menggambarkan long Covid sebagai titik buta mencolok dalam pengetahuan. Menurutnya, untuk memahami penyebab fenomena tersebut secara lebih akurat, masih banyak hal yang mesti dilakukan.