Jumat 30 Jun 2023 13:51 WIB

Inggris Temukan Vape Berisi Xylazine, Obat Bius untuk Kuda

Inggris tengah dibanjiri vape ilegal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Bahaya vape. Vape berisi xylazine telah menjadi darurat kesehatan baru di AS. Kasusnya juga ditemukan di Inggris.
Foto: Republika
Bahaya vape. Vape berisi xylazine telah menjadi darurat kesehatan baru di AS. Kasusnya juga ditemukan di Inggris.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pengguna rokok elektrik (vape) di Inggris kini menghadapi risiko baru. Belum lama ini, Inggris menemukan vape yang terkontaminasi obat yang tak ubahnya pemakan daging, yang tentunya bisa membahayakan kesehatan.

Xylazine yang umumnya diketahui sebagai obat anestesi (bius), khususnya untuk kuda, telah ditemukan di cairan rokok elektrik yang dimodifikasi. Di Amerika Serikat, itu juga dikenal sebagai jenis narkoba baru dengan julukan "obat zombi".

Baca Juga

Pejabat kesehatan setempat mengeluarkan peringatan ke klinik NHS karena bahayanya bisa menyebabkan nekrosis kulit dan jaringan serta risiko overdosis. Para ahli mengatakan vape, yang disita di Luton, Beds, dapat membunuh pengguna yang tidak merasa curiga.

Abbas Kanani, pengawas apoteker di Chemist Click, mengatakan xylazine bisa memiliki efek yang serius dan berpotensi berbahaya. Dalam kasus yang parah dapat terjadi depresi pernapasan yang bisa mengancam jiwa.

Dikutip dari The Sun, Jumat (30/6/2023), Inggris mencatat kematian pertama terkait xylazine pada tahun lalu, Ketika itu, ketika Karl Warburton (43 tahun), dari Solihull, West Midlands, ditemukan telah menggunakan obat tersebut.

Di AS, xylazine telah dinyatakan sebagai emerging threat karena pengedar sering mencampurnya dengan heroin atau fentanyl. Sementara itu, di Inggris xylazine ditemukan dalam vape yang dimodifikasi, menurut peringatan yang dikeluarkan oleh Hertfordshire dan West Essex Integrated Care Board awal bulan ini.

Petugas medis mengatakan orang yang telah terpapar obat tersebut dapat diidentifikasi dengan "area lesi kulit yang tidak akan sembuh dan tidak dijelaskan" di seluruh tubuh.

Seorang juru bicara mengingatkan orang hanya boleh membeli bahan vaping dari outlet tepercaya. Para pengguna vape yang merasa tidak enak badan saat merokok harus segera mencari bantuan medis jika kesulitan bernapas.

Pengguna yang mencurigai bahan rokok elektrik yang dibelinya tidak aman juga direkomendasikan untuk melaporkan keluhannya. Dua kasus xylazine dalam cairan vape THC juga telah ditemukan oleh inisiatif pengujian obat yang berbasis di Wales.

photo
Bahaya vape. - (Republika)

Belum lama ini, dalam pemeriksaan bos vape oleh anggota parlemen, kepala sekolah memperingatkan bahwa vape yang disita dari siswa ternyata mengandung bahan kimia beracun. Laranya Caslin, dari St George's Academy di Sleaford, Lincolnshire, mengatakan seorang siswa yang diduga pecandu ditemukan dengan lima rokok elektrik yang mengandung sembilan bahan kimia beracun.

Berbicara di Komite Perawatan Kesehatan dan Sosial, Caslin menjelaskan bahwa bahan kimia yang terkandung di dalamnya cuma sedikit mengandung nikotin, lebih banyak unsur lainnya. Ada vape yang mengandung hydraulic oil dan antifreeze.

"Anak-anak tidak tahu apa yang mereka beli. Saya pikir mereka sedikit lebih berisiko terpapar vape yang mengandung zat beracun, mudah terbakar, dan karsinogenik," kata Caslin.

Caslin mengatakan vaping di toilet di sekolah telah menjadi hal yang lumrah sehingga dia harus menerapkan alarm asap untuk mengatasi kebiasaan itu. Dr Helen Stewart dari Royal College of Paediatrics and Child Health mengatakan anak-anak penderita asma menghindari pergi ke toilet karena asapnya yang bisa memicu kekambuhan.

Sementara itu, data terpisah yang diperoleh dari Freedom of Information oleh Vape Club, menunjukkan Inggris telah dibanjiri dua juta vape ilegal sejak 2022. Pemimpin Dewan Luton Hazel Simmons mengatakan penjualan tembakau ilegal, vape, dan shisha sering dikaitkan dengan aktivitas kriminal terorganisir yang lebih luas. Karena itulah warga semakin didorong untuk waspada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement