Bagian kedua dari proyek ilmiah itu menganalisis data genetik dari studi besar pasien Eropa (lebih dari 500 ribu peserta) dari Biobank Inggris. Penanda darah genetik tertentu dipelajari sebagai ukuran tidak langsung, atau proksi, untuk kadar asam lemak omega-3 makanan.
Ini dilakukan untuk mengukur bagaimana mereka berkorelasi dengan kesehatan paru-paru. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa tingkat asam lemak omega-3 yang lebih tinggi, termasuk DHA, dikaitkan dengan fungsi paru-paru yang lebih baik.
Peringatan dari studi saat ini yang layak disebutkan adalah bahwa itu hanya mencakup orang dewasa yang sehat. Belum ada tinjauan terhadap orang-orang dengan penyakit paru obstruktif kronis, termasuk perokok berat, sehingga belum bisa memastikan apakah hubungan manfaat yang sama ditemukan.
Studi telah diterbitkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Tetap saja, menurut para peneliti, tidak ada salahnya memiliki asupan asam lemak omega-3 yang cukup. Selain ikan dan minyak ikan, sumber asam lemak omega-3 lainnya termasuk kacang-kacangan dan biji-bijian, minyak nabati, dan makanan yang diperkaya.