Kamis 03 Aug 2023 20:36 WIB

Apa Betul Orang Bisa Alami Time Blindness, Bukan Cuma Sekadar Kebiasaan Jam Karet?

Seorang Tiktoker bernama Sarah Trefren mengaku menderita kebutaan waktu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Jam dinding. Orang yang menderita time blindness bukan berati tidak bisa sama sekali untuk tepat waktu.t
Foto: Pixabay
Jam dinding. Orang yang menderita time blindness bukan berati tidak bisa sama sekali untuk tepat waktu.t

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Seorang TikToker bernama Sarah Trefren telah dikecam karena mengeklaim bahwa dia menderita "kebutaan waktu" alias time blindness. Menurut pemilik nama akun Chaotic Philosopher di aplikasi tersebut, kondisinya itu membuatnya sulit untuk tepat waktu.

Dilansir The Sun, Jumat (28/7/2023), video emosional Trefren memicu banyak kritik. Para komentator di video Trefren mengabaikan kekhawatirannya dan menyuruhnya untuk menggunakan alarm.

Baca Juga

Dalam klip yang ditonton hampir enam juta kali dan telah dibagikan secara luas di platform media sosial lainnya, Trefren tampak menangis ketika menceritakan pengalamannya untuk mendaftar sekolah perdagangan.

"Apakah ada akomodasi untuk orang-orang yang berjuang dengan kebutaan waktu dan untuk bisa tepat waktu," kata Trefren.

Dalam video selanjutnya, Trefren menjelaskan bahwa ibunya sedang menelepon ketika dia mendiskusikan pendaftaran sekolah. Menurut Trefren, ibunya menyela dia selama pertemuan dan berpura-pura berbicara tentang sesuatu yang berbeda. Setelah itu, ibu Trefen meneriakinya.

Trefren mengeklaim dia diberi tahu bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan jika tidak dia berusaha keras untuk tepat waktu dan bahwa "generasi bodohnya ingin menghancurkan tempat kerja". Meskipun banyak yang mungkin dengan cepat mencemooh penderitaan Trefren sebagai fenomena Generasi Z yang dibuat-buat, tetapi menurut psikolog, klaim Trefren mengandung kebenaran.

Psikolog konseling dr Becky Spelman sebelumnya mengatakan kepada The Sun bahwa kebutaan waktu mengacu pada ketidakmampuan untuk mengenali kapan waktu telah berlalu atau untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Persepsi yang terus-menerus menyimpang dari perhatian waktu ini "sering dikaitkan dengan kondisi perkembangan saraf, seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas alias attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)", menurut pakar dan pendiri Private Therapy Clinic ini.

Trefren menyatakan di akun TikToknya bahwa dia neurodivergen dan hidup dengan ADHD. Dia bahkan menindaklanjuti klip viralnya setelah menerima kritik.

"Mari kita menjadi realistis, ketika saya mengunggah video, saya pikir semua orang akan tahu bahwa saya mengacu pada kebutaan waktu ADHD."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement