Kamis 24 Aug 2023 00:29 WIB

Nikita Willy Terapkan Salt Therapy untuk Jaga Saluran Napas Anak, Amankah?

Salt therapy dikenal juga dengan istilah haloterapi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang perempuan mencoba layanan studio terapi kesehatan komprehensif pertama di dunia yang menggabungkan kekuatan garam dengan efek penyembuhan cahaya dan suara untuk relaksasi di Tokyo, Jepang, 5 Juni 2008. Ruangan studio seluruhnya dilapisi dengan ubin garam segi enam berwarna putih bersih.
Foto:

Ada ruang garam aktif, yang dilengkapi mesin halogenerator, berfungsi memecah garam menjadi partikel-partikel kecil yang bersirkulasi di dalam ruangan. Sementara itu, ruang garam pasif tidak memiliki mesin pengurai garam dan hanya diisi dengan berbagai jenis garam.

Lazimnya, garam yang kerap dipakai adalah garam Himalaya. Ruang garam punya suhu dan kelembapan yang terkontrol. Perbedaannya, konsentrasi garam di ruang garam pasif lebih rendah daripada di ruang garam aktif dan biasanya digunakan untuk relaksasi.

Terapi garam dikategorikan dalam terapi garam kering dan terapi garam basah. Pada terapi garam kering, seseorang hanya menghirup udara di ruang garam, sehingga partikel garam yang kecil dan kering menyebar di udara dan masuk ke paru-paru dan kulit.

Berbeda dengan terapi garam basah, yang melibatkan aktivitas mandi di air asin yang mengandung mineral. Opsi lain, pengguna terapi diminta berkumur dengan air asin, meminum air asin, atau mengalirkan air asin melalui saluran hidung.

Apa manfaat kesehatan dari terapi garam? Secara umum, garam adalah bahan alami yang aman untuk tubuh. Menurut laman WebMD, berbagai penelitian telah menemukan bahwa haloterapi dapat bermanfaat untuk memperbaiki kondisi pernapasan, juga mengatasi masalah kulit dan alergi.

Apa manfaat lainnya?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement