Mengingat biaya hidup terus meningkat, para konsumen berharap perusahaan ritel dapat menambah lini produk store brand mereka. Beberapa contoh produk store brand atau private label yang mengalami pertumbuhan paling pesat pada 2022 adalah air putih kemasan, cemilan, dessert, mentega, alternatif mentega, hingga daging unggas olahan.
Para ahli menilai tren ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan ritel atau toko untuk meningkatkan pemasukan mereka. Terlebih, penjualan makanan store brand mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang pandemi. Di Amerika Serikat, misalnya, penjualan produk makanan store brand mencapai 135,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.160 triliun pada Maret 2022.
"Dengan menyediakan opsi private label, toko-toko bisa memperluas pasar mereka untuk melayani kebutuhan para konsumen yang memiliki kesadaran akan biaya," ujar Prof Kaplan.
Akan tetapi, tak semua jenis produk store brand atau private label dilirik oleh konsumen. Salah satu contohnya adalah produk yang proses produksinya membutuhkan kekhususan atau keterampilan, seperti produk kesehatan atau makanan gourmet. Untuk produk seperti ini, konsumen biasanya akan tetap memilih produk dengan merek terpercaya.
Konsumen juga biasanya tidak akan beralih ke produk store brand bila sudah mempercayai suatu merek untuk produk tertentu. Misalnya, konsumen hanya mau memilih produk saus tomat yang diproduksi oleh Heinz, meski ada produk saus tomat store brand yang diproduksi dengan bahan yang sama persis. (Adysha Citra Ramadani)