Misalnya, bisa memanggil perawat sendiri ke rumah daripada harus mengirim orang tua ke panti wreda. Tetapi Arief memandang keputusan mengirim orang tua ke panti wreda ini, bergantung pada hubungan antara anak dan orang tua.
“Sebenarnya nggak bisa judge juga, karena kan kondisi orang beda-beda, mungkin sikap itu dipengaruhi background kehidupannya atau memang orang tuanya lebih memilih di sana karena keadaan,” ucap Arief.
Menurut dia, mengirim orang tua ke panti wreda juga harus atas dasar kesepakatan bersama, tanpa paksaan. Jika dipaksa, maka anak sudah jelas bersalah. Arief sendiri jika harus memilih, dia ingin mengurus orang tuanya sendiri, sekali pun keadaan dia yang masih di taraf cukup.
“Ada kepuasan batin tersendiri,” kata dia.