Sering kali, kleptomania juga disandingkan dengan adiksi mengutil. Menurut dr Walkaitis, keduanya merupakan dua kondisi yang berbeda. Perbedaan paling mendasar antara kedua kondisi ini adalah adiksi mengutil dapat memunculkan kecemasan yang sangat hebat sebelum melakukan pencurian.
Biasanya, penderita adiksi mengutil memiliki masalah-masalah dalam hidup mereka. Mereka lalu melakukan tindak kriminal seperti mencuri atas dasar kemarahan, karena mereka tak lagi peduli dengan hidup mereka.
Menanggulangi Kleptomania
Perlu dipahami bahwa kleptomania tak bisa dihentikan hanya dengan tekad atau kemauan keras penderitanya. Diperlukan adanya terapi bersama tenaga kesehatan mental profesional untuk membantu orang dengan kleptomania.
"Jelas bahwa orang dengan kleptomania tak seharusnya dihukum dengan kurungan penjara atau denda dan (kleptomania) seharusnya ditangani layaknya masalah kesehatan mental berat," jelas dr Walkaitis.
Menurut dr Walkaitis, konseling atau terapi untuk kleptomania dapat dilakukan dengan tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah terapi individual, terapi kelompok, atau terapi dengan melibatkan keluarga.
Selain itu, ada empat opsi terapi yang bisa diberikan kepada orang dengan kleptomania. Opsi terapi tersebut adalah modifikasi perilaku, konseling keluarga, terapi perilaku kognitif, serta terapi psikodinamika.