Ini dapat mencakup penggunaan cerita atau narasi yang negatif untuk menyebabkan ketidakpercayaan atau ketegangan dalam hubungan. Menurut M Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam Aunul Ma'bud, takhbib dapat menjadi langkah awal menuju kehancuran rumah tangga karena memengaruhi persepsi seorang istri terhadap suaminya dan bisa menyebabkan perceraian.
Takhbib dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk obrolan daring atau media sosial dengan tujuan merusak hubungan antara pasangan. Tindakan takhbib dipandang serius dalam ajaran Islam, dengan penjelasan bahwa penipu atau orang yang berupaya merusak hubungan orang lain tidak akan masuk surga.
Ini menunjukkan bahwa upaya untuk memecah belah rumah tangga orang lain dianggap sebagai dosa yang serius dalam pandangan agama. Unggahan tersebut telah menyebabkan reaksi yang bervariasi di media sosial.
Beberapa warganet menyadari pentingnya menjaga hubungan rumah tangga dan memahami bahayanya dari tindakan takhbib. Sementara itu, yang lain menggunakannya sebagai kesempatan untuk mendiskusikan nilai-nilai moral dan etika dalam hubungan manusiawi.