Kamis 07 Mar 2024 17:25 WIB

Ini Manfaat Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan, Terutama Bagi Generasi Emas

Pemberlakuan cukai minuman berpemanis akan menurunkan tingkat diabetes dan obesitas.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Anak mengonsumsi minuman manis (ilustrasi). Ini Manfaat diterapkannya cukai minuman berpemanis.
Foto:

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan, Indonesia masuk ke dalam lima besar prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah China, India, Pakistan, dan Amerika. Saat ini sudah sekitar 19,5 juta penduduk di Indonesia menderita diabetes dan diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 28,5 juta penderita diabetes pada 2045 mendatang.

“Salah satu penyebab adalah konsumsi minuman manis dalam kemasan yang telah terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit tidak menular lainnya,” ucap Dante pada kegiatan yang sama.

Dante mengatakan, hasil studi Global Burden of Disease pada 2019 juga menunjukkan, gaya hidup dan pola makanan buruk, termasuk konsumsi berlebihan MBDK, berkontribusi pada setengah dari faktor risiko penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di Indonesia. Penelitian juga menunjukkan angka kematian global akibat konsumsi sugar-sweetened beverage (SSB) mencapai 184.000 dengan 133.000 di antaranya disebabkan oleh diabetes.

“Di Indonesia sendiri data Suskesnas menunjukkan rumah tangga diperkirakan mengeluarkan Rp 90 triliun untuk MBDK pada tahun 2022. Tumbuh sekitar 9 persen dari estimasi nilai belanja nasional MBDK di tahun 2017,” terang Dante.

Dante menyebutkan, melihat kontribusi dan peningkatan beban kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular, dan mempertimbangkan beban biaya kesehatan yang diakibatkan oleh penyakit yang terkait konsumsi MBDK, langkah serius perlu dilakukan. 

 

“Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan cukai MBDK menjadi salah satu strategi yang dia sebut efektif dalam mengurangi risiko penyakit tidak menular dan beban biaya kesehatan,” kata dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement