Senin 11 Mar 2024 14:03 WIB

Bahaya Terapi Nebulisasi/Uap Mandiri di Rumah, Harus Bagaimana?

Nebulizer mengubah obat dari cairan jadi kabut sehingga seseorang dapat menghirupnya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Anak menggunakan nebulizer (ilustrasi).
Foto:

Apa itu Nebulizer?

Dilansir dari laman WebmD, nebulizer mengubah obat dari cairan menjadi kabut sehingga seseorang dapat menghirupnya ke paru-paru. Pasien memerlukan resep dokter untuk nebulizer, atau bisa mendapatkannya dari dokter anak. 

Nebulizer sangat baik untuk obat asma pada bayi atau anak kecil. Ini juga berguna ketika kesulitan menggunakan inhaler asma atau membutuhkan obat hirup dalam dosis besar. Terapi nebulisasi sering disebut dengan pengobatan pernapasan. Seseorang dapat menggunakan nebulizer dengan berbagai macam obat, baik untuk mengendalikan gejala asma maupun untuk segera meredakannya. Ini termasuk:

  • Kortikosteroid untuk melawan peradangan (seperti budesonide, flunisolide, fluticasone, dan triamcinolone)
  • Bronkodilator untuk membuka saluran udara (seperti albuterol, formoterol, levalbuterol, dan salmeterol)

Nebulizer vs Inhaler

Inhaler dan nebulizer mengirimkan obat ke paru-paru, dan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Nebulizer lebih mudah digunakan oleh anak kecil karena yang perlu mereka lakukan hanyalah bernapas dengan normal. 

 

Inhaler biasanya lebih murah dan cenderung memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan nebulizer. Anda dapat membawanya di saku atau tas. Inhaler mungkin sulit digunakan pada awalnya, tetapi kebanyakan orang akan segera menguasainya. Ini memberikan dosis obat yang tepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement