Prof Agnesia menyarankan hewan yang terserang antraks maupun lokasi yang menjadi sumber anthraks harus diisolasi. Tidak boleh ada satu pun lalu lintas ternak yang keluar-masuk lokasi.
"Tidak boleh juga sembarang orang keluar-masuk di wilayah tersebut selain petugas yang sudah ditetapkan," kata dia.
Selain melakukan isolasi, para peternak juga perlu meningkatkan biosekuriti serta melakukan pengobatan pada hewan yang sakit serta memberi tambahan suplemen. Menurut dia, hewan yang terjangkit bakteri antraks bisa diobati karena bakteri ini mudah mati jika diberi antibiotik, antiseptik, dan desinfektan pada suhu di atas 54 derajat Celcius selama 30 menit.
"Hewan yang sehat harus diberi vaksinasi selama dua kali selama setahun," jelas Prof Agnesia.