Senin 22 Apr 2024 19:55 WIB

Setiap Wanita Berisiko Kanker Serviks, Tes HPV Bagus Ketimbang Pap Smear?

Kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Perangkat canggih untuk skrining kanker serviks. Kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara.
Foto:

Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks jika infeksinya tidak hilang dalam beberapa tahun. Infeksi HPV yang persisten dapat menyebabkan perubahan abnormal pada sel-sel di leher rahim, yang berpotensi berkembang menjadi kanker

Faktor risikonya sebagai berikut.

  • Infeksi HPV Persisten 
  • Seks terlalu dini (di bawah usia 20 atau 17 tahun)
  • Banyak pasangan seksual
  • Merokok
  • Imunitas rendah
  • Konsumsi pil kontrasepsi
  • Kehamilan berulang
  • Faktor genetik

Dokter Fitriyadi mengatakan gonta-ganti pasangan seksual memang menjadi faktor risiko. Ibarat laptop jika kebanyakan dimasukkan USB, maka risiko terkena virus sangat tinggi.

Meski demikian, virus HPV sebenarnya bisa hilang sendiri, dan lebih mudah pada kaum laki-laki. Pekerja seks komersil bisa berisiko, tapi ada yang tidak terkena, sebaliknya ibu rumah tangga biasa justru bisa terkena kanker serviks,

"Jadi, setiap wanita memiliki risiko yang sama, namun setiap pasien yang penting diobati, bukan setelah konsultasi malah jadi curiga ke pasangan," ujar dia.

Berikut gejala kanker serviks.

  • Pendarahan vagina
  • Keputihan vagina berubah dari kuantitas atau aroma
  • Sakit berhubungan sekaual
  • Kelelehan
  • Ketidaknyamanan buang air kecil

 

Untuk pendarahan vagina, bisa saja tetap terjadi kendati tidak adanya kontak seksual. Sebab pendarahan ini bisa menjadi tanda kanker sudah stadium lanjut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement