Jumat 10 Jan 2025 19:56 WIB

Kondisi yang Patut Diwaspadai Orang Tua Jika HMPV Menginfeksi Anak-Anak Menurut Dokter

Gejala pada anak berupa batuk, pilek, demam, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Red: Andri Saubani
Dokter dengan mengenakan baju Kebaya  melakukan  pemeriksan pasien di Poli Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak, Menteng, Jakarta.
Foto:

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes memaparkan karakteristik dan langkah pencegahan virus HMPV yang merebak di sejumlah negara serta dikabarkan telah masuk Indonesia. Dosen yang akrab disapa Ato’ itu di Surabaya, Kamis (9/1/2025), menjelaskan HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, serupa dengan virus campak dan gondong. Virus ini berbeda dengan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang berasal dari keluarga Corona.

"Meskipun sama-sama menular melalui saluran napas, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah. Kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah," ujar Ato'.

Berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru, HMPV cenderung tidak memiliki potensi fatal yang serupa. Ia menjelaskan kasus HMPV rutin ditemukan, khususnya di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

"Kasus HMPV ini rutin ditemukan setiap tahunnya terutama di musim dingin dan tingkat kematiannya sangat rendah. Mestinya, bila ditemukan di Indonesia situasinya mungkin tidak berbeda," kata Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu.

Meskipun begitu, Ato’ menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada khususnya pada kelompok anak-anak dan lansia yang rentan terhadap virus ini.

"Anak-anak dan lansia lebih rentan karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif," ucapnya.

Pada balita, ujarnya, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif. Adapun cara pencegahan penularan penyakit yang menular lewat udara, dengan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam.

"Gunakan masker di tempat ramai. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan jaga pola tidur serta asupan protein," katanya.

photo
Karikatur opini Pandemi Belum Berakhir - (republika/daan yahya)

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement