Selasa 18 Feb 2025 15:13 WIB

Perhatikan Ini Dulu Sebelum Nikah Agar tak Salah Pasangan, Jangan Gegabah!

Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga kolaborasi antarpasangan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Menikah (ilustrasi). Menurut psikolog, mengenali pasangan menjadi hal yang penting dan mendasar sebelum menikah.
Foto: Dok. Republika
Menikah (ilustrasi). Menurut psikolog, mengenali pasangan menjadi hal yang penting dan mendasar sebelum menikah.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Salah satu persiapan terpenting dalam pernikahan adalah mengenali pasangan dengan baik sebelum memutuskan untuk menikah. Sayangnya, banyak pasangan yang terburu-buru menikah hanya karena dorongan cinta, tanpa memahami lebih dalam karakter, nilai-nilai, dan tujuan hidup pasangan. Padahal, pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga kolaborasi jangka panjang yang membutuhkan pemahaman dan kesepakatan bersama.

Psikolog klinis dewasa Teresa Indira Andani M Psi mengatakan mengenali pasangan menjadi hal yang penting dan mendasar sebelum menikah, karena pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga kolaborasi antarpasangan secara jangka panjang. “Dalam hubungan, interdependensi memainkan peran kunci, di mana pasangan harus bisa bekerja sama, menggabungkan sumber daya, serta menghadapi tantangan hidup secara bersama-sama. Oleh karena itu mengenali pasangan menjadi hal yang penting dan mendasar ya,” kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini pada Selasa (18/2/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan jika seseorang menikah tanpa memahami karakter, nilai, serta cara pasangan menghadapi stres dan konflik, risiko ketidakcocokan meningkat, yang dapat berujung pada pasangan menghindari masalah (ghosting) atau adanya kontrol yang dominan dan kekerasan dalam hubungan (KDRT). KDRT juga bisa terjadi karena tidak ada intervensi psikologis bagi pelaku, masih ada kontak dengan mantan pasangan terkait anak, atau korban mengalami trauma bonding, yaitu keterikatan emosional dengan pelaku meskipun mengalami kekerasan.

Maka itu pemahaman yang baik sebelum menikah, persiapan yang matang, pasangan dapat membangun pernikahan yang stabil, saling mendukung, dan minim konflik destruktif. Selain itu, keterampilan komunikasi dan penyelesaian konflik yang sehat sangat diperlukan agar hubungan tetap harmonis. Keterampilan regulasi emosi juga perlu dikembangkan agar pasangan bisa mengelola stres dan perbedaan dengan sehat, sehingga risiko ghosting atau KDRT bisa diminimalisasi.

Dengan ini, pasangan dapat membangun relasi yang stabil, sehat, dan saling mendukung dalam berbagai fase kehidupan. “Persiapan pernikahan bukan hanya soal materi, tetapi juga kesiapan psikologis, emosional, dan keterampilan dalam hubungan. Pasangan perlu memahami cara berkomunikasi, menyelesaikan konflik, serta menyesuaikan ekspektasi pernikahan melalui konseling pranikah atau diskusi terbuka tentang nilai, peran dalam rumah tangga, pola asuh anak, dan pengelolaan keuangan,” kata Teresa.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement