AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Meyakinkan anak-anak untuk makan sayur kerap menantang bagi sebagian besar orang tua. Namun sebuah studi terbaru mengungkap bahwa kebiasaan makan sehat dapat dibentuk sedari bayi masih dalam kandungan.
Penelitian kolaborasi dari Durham University, Aston University, dan University of Burgundy, melaporkan bayi dapat mengingat dan lebih menyukai rasa makanan yang dikonsumsi ibu saat hamil. Studi ini memperkuat bukti bahwa preferensi rasa mulai terbentuk sebelum bayi lahir dan berlanjut hingga masa awal kehidupan.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Appetite ini dilakukan menggunakan pemindaian ultrasonografi 4D untuk mengatasi bagaimana janin merespons berbagai rasa di dalam kandungan. “Penelitian kami menunjukkan, janin tidak hanya mengenali dan membedakan rasa, tapi juga membentuk memori rasa jika sering terpapar rasa tertentu selama dalam kandungan. Temuan ini juga membuktikan, proses pembentukan preferensi rasa terjadi sejak dalam rahim,” kata salah satu peneliti, Beyza Ustun-Elayan, dilansir laman Study Finds, Selasa (18/2/2025).
Selama kehamilan, rasa makanan yang dikonsumsi ibu masuk ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi janin. Janin mengalami rasa melalui kombinasi indra pengecap dan penciuman dengan cara menghirup dan menelan cairan ketuban.
Pada trimester terakhir kehamilan, sistem sensorik bayi sudah cukup berkembang untuk mengenali dan merespon molekul rasa tersebut. “Janin dapat mendeteksi berbagai rasa dalam jumlah kecil, bereaksi terhadapnya, dan mengingatnya untuk waktu lama. Artinya, ibu memiliki peran sebagai guru pertama dalam membentuk ingatan rasa pada bayi,” kata peneliti lainnya, Profesor Benoist Schaal.
Dalam penelitian ini, para peneliti merekrut ibu hamil yang memasuki usia kehamilan 32 minggu. Pada awalnya, ada 99 peserta, tetapi karena kendala Covid-19, jumlahnya berkurang menjadi 32 ibu dan bayi. Para ibu kemudian dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok mengonsumsi kapsul sayur kale, dan kelompok lainnya mengonsumsi kapsul wortel.
Untuk mengukur respons bayi, para peneliti menggunakan teknologi analisis ekspresi wajah. Mereka mengatai dua ekspresi utama yaitu "Cry-fest gestalt" yang menunjukkan ketidaksukaan, dan “Laughter-face gestalt” yang menunjukkan penerimaan atau kesukaan.
Hasilnya, menunjukkan bahwa bayi yang ibunya mengonsumsi kale atau wortel saat hamil cenderung memberikan ekspresi lebih positif terhadap bau makanan yang sama setelah lahir. "Analisis kami terhadap ekspresi wajah bayi menunjukkan bahwa mereka tampaknya lebih suka terhadap bau makanan yang dimakan ibu mereka selama bulan-bulan terakhir kehamilan," kata profesor penulis utama Nadja Reissland.
Temuan ini memperkuat bukti bahwa janin belajar rasa dari makanan yang dikonsumsi ibu selama trimester akhir kehamilan. Karena itu, peneliti menyarankan para ibu bisa menerapkan pola makan sehat, termasuk rutin mengonsumsi sayur selama kehamilan, agar sang buah hati bisa menyukai sayur saat lahir.