Jumat 28 Mar 2025 08:11 WIB

Lebaran tanpa Drama, Psikolog Beri Tips Jitu Ketika Ditanya ‘Kapan Nikah’ Saat Lebaran

Saat Lebaran, sering kali muncul pertanyaan yang bersifat personal.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Lebaran (ilustrasi). Saat Lebaran sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan personal seperti kapan nikah, karier di pekerjaan, hingga rencana masa depan.
Foto: MGIT03
Lebaran (ilustrasi). Saat Lebaran sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan personal seperti kapan nikah, karier di pekerjaan, hingga rencana masa depan.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA – Lebaran menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan dengan keluarga besar dan kerabat. Namun di balik tradisi silaturahim tersebut, sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan personal seperti kapan nikah, karier di pekerjaan, hingga rencana masa depan.

Menurut pakar psikologi dari Universitas Airlangga, Atika Dian Ariana, fenomena ini berkaitan dengan budaya kolektivitas yang mengakar dalam masyarakat Indonesia. Dalam budaya ini, terdapat pandangan bahwa kepentingan individu adalah bagian dari kepentingan bersama.

Baca Juga

“Sebenarnya, dalam konteks positif mereka ini peduli, memberikan perhatian bersama lain. Mereka ingin mengetahui bahwa orang yang sedang berinteraksi dengannya dalam kondisi baik-baik saja, bahkan mungkin ada improvement dari lebaran tahun lalu. Namun hal ini juga dianggap kepo dan melanggar batas privasi,” kata Atika dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (28/3/2025).

Bagaimana cara bijak menjawabnya? Menurut Atika, ada dua cara merespons yakni fight (memberi jawaban) dan flight (melarikan diri). Namun selama acara silaturahim dengan keluarga, cara "melarikan diri" kerap sulit dilakukan. Oleh sebab itu, penting untuk tetap menyiapkan jawaban atas pertanyaan personal tersebut.

“Yang pasti pertimbangkan apakah jawaban kita akan membuat lawan bicara tidak bertanya lebih lanjut atau justru bertanya semakin dalam. Jadi yang bisa dilakukan adalah menyiapkan diri sedini mungkin sebelum kita mengikuti acara keluarga, dan jangan lupa untuk mengelola ekspektasi kita,” kata dia.

Selain itu, menurut Atika, individu bisa melakukan teknik grounding apalagi efek dari pertanyaan itu masih menimbulkan rasa tidak nyaman. Teknik grounding ini berupaya mengalihkan perasaan cemas melalui aktivitas panca indra seperti olah mengatur pernapasan, jalan-jalan, dan tidur.

Ia mengatakan setiap individu tidak memiliki kontrol akan hadirnya pertanyaan personal saat silaturahmi keluarga, tetapi memiliki kontrol dalam memberi jawaban. “Tidak semua pertanyaan harus kita jawab, kita perlu melihat juga siapa yang bertanya. Kita bisa menjawab dengan senyum atau dengan kata ‘oke’ saat mendapat pertanyaan dari orang yang tidak terlalu kita kenal,” ujar Atika.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement