Selasa 10 Jun 2025 14:45 WIB

Fenomena Friendlessness, Kata Siapa Bikin Gak Bahagia?

Kebahagiaan hidup tidak selalu bergantung pada jumlah teman yang kita miliki.

Red: Qommarria Rostanti
Wanita tidak punya banyak teman (ilustrasi). Kebahagiaan hidup tidak selalu bergantung pada jumlah teman yang kita miliki.
Foto:

2. Pahami bagaimana ekspektasi masyarakat membentuk kisah 

Gender tidak hanya memengaruhi bagaimana orang lain melihat kita—tetapi juga membentuk bagaimana kita menafsirkan kesendirian. Wanita, misalnya, sering kali melaporkan kesepian bahkan ketika berada di antara orang lain—terutama ketika dibebani oleh emotional labor, tugas merawat, atau "hilang" secara budaya seiring bertambahnya usia.

Tanyakan pada diri sendiri: Bagaimana norma gender mungkin membentuk apa yang saya izinkan untuk saya rasakan atau akui? Kamu mungkin menyerap ekspektasi yang tidak pernah disetujui.

3. Jangan keliru menganggap putusnya koneksi modern sebagai kekurangan pribadi

Dunia kita bisa membuat koneksi menjadi sulit: jadwal kerja yang tidak terduga, digital burnout, berkurangnya ruang publik, dan menyusutnya struktur komunitas.

Bingkai ulang pengalamanmu dengan bertanya: Faktor sistemik apa yang membuat sulit untuk terhubung? Masalahnya tidak selalu bersifat pribadi. Itu juga bisa bersifat struktural.

4. Ubah makna "tanpa teman" dari stigma menjadi sebuah musim

Mungkin kamu baru saja meninggalkan pertemanan yang tidak sehat. Mungkin kamu sedang dalam proses penyembuhan. Mungkin kamu sedang fokus pada tugas merawat atau karier. Kondisi tanpa teman mungkin tidak permanen, dan mungkin memiliki tujuan tersendiri.

Beberapa partisipan studi mencatat bahwa mereka meninggalkan pertemanan karena terasa menguras energi atau tidak selaras. Salah satu partisipan mengatakan ia "kurang menderita" tanpa teman dibandingkan dalam pertemanan di mana ia harus selalu "berakting".

Mungkin kondisi tanpa teman adalah sebuah boundary—jeda untuk mengkalibrasi ulang dan bertumbuh. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang diajarkan musim ini kepada saya? Kondisi tanpa teman bisa jadi adalah ruang di mana harga dirimu dapat berkembang.

5. Lawan narasi "lebih banyak teman berarti lebih bernilai"

Budaya kita memuji orang yang memiliki jaringan luas. Tetapi dikelilingi banyak orang tidak menjamin kedalaman hubungan.

Seorang partisipan, Sam, mengatakan bahwa melalui kesendiriannya, ia belajar untuk mengubahnya dan menjadikan sesuatu yang baik darinya. Kondisi tanpa teman baginya bukan lagi sebuah kekurangan, melainkan alat untuk membangun kekuatan batin.

Tanyakan pada diri sendiri: Menjadi siapa saya dalam kesunyian ini? Apakah saya menyukai bagaimana saya membentuk hidup saya?

Pada akhirnya, "tanpa teman" tidak selalu berarti kesepian, dan membingkai ulang makna ini mungkin berarti kamu sedang mendefinisikan koneksi dengan cara sendiri. Ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan dan kebermaknaan hidup tidak selalu bergantung pada jumlah teman yang kita miliki, melainkan pada kualitas hubungan yang kita bentuk—termasuk hubungan dengan diri sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement