Bukan sekadar gimmick atau gaya-gayaan, para ahli wellness menekankan bahwa kekuatan dari bedtime perfumes juga terletak pada ritualnya. Menggunakan wewangian sebelum tidur bukan cuma tentang wangi, tapi juga tentang menciptakan momen transisi dari aktivitas harian menuju fase tenang.
Di TikTok, tagar #BedtimePerfume telah menciptakan komunitas digital yang merayakan slow living, mencintai diri sendiri lewat aroma yang menyentuh hati. Bahkan aktris pemenang Oscar, Emma Stone, pernah mengungkap ia menyemprotkan Chanel Les Exclusifs de Chanel Gardenia sebelum tidur. Yaitu wangi perpaduan floral dan vanila.
Tapi, dalam dunia aroma tidur sebelumnya dikenal linen spray atau semprotan aromaterapi untuk tempat tidur. Linen spray biasanya disemprotkan ke bantal dan sprei, menciptakan suasana wangi di sekitar tempat tidur tanpa menyentuh kulit. Sedangkan bedtime perfume diaplikasikan langsung ke tubuh. Seperti di pergelangan tangan, leher, atau dada.
Mana yang lebih baik? Tergantung preferensi. Namun satu hal pasti baik semprotan pada sprei atau kulit, keduanya bisa menjadi penanda waktu istirahat yang elegan dan personal.
Tren bedtime perfume menunjukkan perubahan budaya penting, yakni tidur bukan lagi sisa waktu, tapi bagian penting dari perawatan diri. Di tengah dunia yang menuntut produktivitas tanpa henti, wangi yang tenang bisa menjadi simbol revolusi lembut bahwa kita berhak untuk berhenti, untuk bernapas, untuk beristirahat.