AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Cacar api selama ini dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang kelompok lanjut usia. Faktanya, penyakit yang disebabkan reaktivasi virus varicella zoster ini juga dapat dialami kelompok usia muda, termasuk mereka yang masih berusia 20-an.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Frieda SpDVE, mengatakan individu pada kelompok lansia memang lebih sering mengalami cacar api. Namun, bukan berarti anak muda terbebas dari ancaman tersebut. Merujuk data Halodoc, dari hampir 1000 pasien cacar api yang berkonsultasi setiap bulan, 50 persen di antaranya berusia 25 hingga 40 tahun.
"Ada anggapan bahwa cacar api hanya menyerang usia di atas 50 tahun. Itu mitos. Memang risikonya meningkat seiring bertambahnya usia, tapi kenyataannya semua kelompok umur bisa terkena," kata dr Frieda dalam webinar yang diinisiasi Halodoc, Selasa (17/6/2025).
Meski demikian, Frieda menjelaskan bahwa cacar api hanya dapat menyerang individu yang sebelumnya pernah mengalami cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus varicella zoster tidak sepenuhnya hilang, melainkan tetap berada dalam kondisi tidak aktif di sistem saraf tubuh.
Pada kondisi tertentu, misalnya saat daya tahan tubuh menurun, virus ini dapat aktif kembali dan memicu cacar api. "Jadi cacar api itu hanya akan terjadi pada orang yang pernah mengalami cacar air. Jika misal imun lemah, maka ada risiko virus kembali aktif dan menyebabkan cacar api," kata dia.
Terkait gejala, dr Frieda mengatakan, cacar api biasanya diawali dengan rasa nyeri atau panas pada satu sisi tubuh. Kemudian muncul ruam atau lenting berisi cairan di area tersebut.
"Cacar api tidak menyerang kedua sisi tubuh sekaligus, dan biasanya disertai gejala seperti demam, lemas, sakit kepala, atau nyeri otot," jelas dia.
Berbeda dengan cacar air, cacar api tidak menular melalui udara, batuk, atau bersin. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan lepuh dari penderita yang sedang terinfeksi aktif.
"Makanya harus hati-hati apalagi buat yang sebelumnya pernah terkena cacar air, jangan sampai ada kontak langsung. Karena cacar api ini dialami lebih dari satu kali," kata dia.
Selain itu, dr Frieda mengingatkan bahwa cacar api bukan sekadar penyakit kulit biasa atau alergi. Penyakit ini merupakan infeksi virus yang memerlukan pengobatan, karena jika dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti nyeri saraf yang bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.