Jumat 20 Jun 2025 20:45 WIB

Kapan Waktu Terbaik Anak Down Syndrome Masuk Sekolah?

Kesiapan anak down syndrome sekolah tidak hanya terpaku pada usia kronologis.

Red: Qommarria Rostanti
Anak dengan down syndrome. Pertanyaan kapan anak down syndrome bisa sekolah perlu dilihat kembali dari kesiapan diri anak.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Anak dengan down syndrome. Pertanyaan kapan anak down syndrome bisa sekolah perlu dilihat kembali dari kesiapan diri anak.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- 

Setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan mengoptimalkan potensi dirinya. Termasuk anak-anak dengan down syndrome, mereka juga berhak untuk merasakan pengalaman belajar di sekolah. Namun, sering kali muncul pertanyaan di benak orang tua yaitu kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk menyekolahkan anak dengan down syndrome?

Baca Juga

Ahli Curriculum Implementation, Monitoring & Evaluation di Sekolah Cikal, Vitriani Sumarlis, S.Psi, M.Si, Psikolog, mengatakan pertanyaan kapan anak down syndrome bisa sekolah perlu dilihat kembali dari kesiapan diri anak. Apa maksud dari pernyataan tersebut?

Vitri memberikan penjelasan secara kontekstual bahwa sejatinya down syndrome sudah dapat diketahui sejak dalam kandungan melalui pemeriksaan awal sedini mungkin. Ini memberikan kesempatan bagi orang tua untuk mempersiapkan diri dan memahami kondisi sang anak sejak awal.

“Sebenarnya down syndrome itu sudah bisa diketahui sejak dalam kandungan, pemeriksaan sudah dari awal. Nah, untuk pendidikan, menurut saya, tergantung kesiapan anaknya, karena dalam kondisi down syndrome ada kondisi fisik yang juga disandang dan dialami, misalnya kelainan atau gangguan jantung. Nah, kondisi fisik inilah yang masih perlu dikelola di usia awal, atau motoriknya. Ketika orang tua sudah mengetahui dari pemeriksaan awal maka disesuaikan kembali dengan prioritas yang disepakati, misalnya terapi dulu baru sekolah,” ujar Vitri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika pada Jumat (20/6/2025).

Pernyataan Vitri menunjukkan bahwa kesiapan anak tidak hanya terpaku pada usia kronologis, melainkan pada berbagai aspek kesiapan, terutama kondisi fisik dan motorik. Anak dengan down syndrome mungkin memiliki kondisi fisik penyerta seperti kelainan jantung yang memerlukan penanganan medis terlebih dahulu.

Prioritas utama pada usia dini mungkin adalah mengelola kondisi fisik ini agar anak dalam keadaan stabil dan siap untuk mengikuti kegiatan belajar. Hal ini bisa berarti menunda pendaftaran sekolah dan memprioritaskan sesi terapi untuk membantu mengelola kondisi fisik atau mengembangkan kemampuan motoriknya.

Vitri dalam hal ini juga menekankan bahwa intervensi yang dilakukan sejak awal oleh orang tua akan sangat membantu mengoptimalkan kesiapan penyandang down syndrome untuk sekolah. Artinya, orang tua perlu secara bertahap mendukung terapi anak dengan down syndrome, tergantung kebutuhan dan kondisi spesifik anak.

“Seorang anak dengan down syndrome dapat bersekolah dengan mempertimbangkan kesiapannya. Secara fisik tentulah mereka harus dalam keadaan sehat sehingga akan menunjang daya tahannya ketika bersekolah. Mereka tetap punya hak untuk memperoleh pendidikan. Meskipun demikian, sekolah bagi penyandang disabilitas perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti kematangan sensomotoriknya, kognitif, dan juga sosial emosional. Stimulasi dan intervensi dini akan sangat membantu,” kata Vitri.

Intervensi dini bisa berupa berbagai macam terapi, seperti terapi fisik untuk melatih motorik kasar dan halus, terapi okupasi untuk meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, atau terapi wicara untuk membantu perkembangan komunikasi. Dengan stimulasi yang tepat dan konsisten sejak usia dini, anak-anak dengan down syndrome dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan penting yang akan mendukung kesiapan mereka untuk bersekolah.

Kematangan sensomotorik yang baik akan membantu mereka dalam kegiatan fisik di sekolah, seperti bergerak atau memegang alat tulis. Kesiapan kognitif akan mendukung kemampuan belajar mereka, sementara kematangan sosial emosional akan membantu mereka berinteraksi dengan teman-teman dan guru di lingkungan sekolah.

Pada akhirnya, keputusan kapan menyekolahkan anak dengan down syndrome adalah keputusan yang sangat personal dan harus didasarkan pada evaluasi komprehensif terhadap kesiapan individu anak. Dengan dukungan yang tepat, intervensi dini, dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan mereka, anak-anak dengan down syndrome dapat berkembang dan meraih potensi terbaik mereka di lingkungan sekolah yang inklusif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement